Mengapa Orang Cenderung Oversharing di Media Sosial. 8 Yang Sering Muncul Nih

Picture : Pexels.com/ Kerde severin


Kamu suka perhatikan gak sih beberapa teman atau orang sekeliling kamu melakukan overshare? Suka bingung gak sih, kenapa ya mereka begitu? Apakah ada niat tertentu atau memang cuma pengen share aja? Di era digital dimana perkembangan teknologi yang makin canggih ini membuat kita juga makin cepat mendapatkan informasi. Keseharian kita tentu juga gak lepas yang namanya informasi. Berita update itu udah paling yang dicari. Apa yang terjadi hari ini, apa yang sedang viral sekarang? Semua kayak menjadi candu. Menjadikan barang seperti hp yang ada di tangan kita itu seperti pisau bermata dua. Terserah mau dijadikan yang baik atau sebaliknya. Nah kalau ada orang yang suka overshare menurut kamu gimana? Biasa aja atau malahan mengganggu? 

Kecanggihan teknologi membuat kita mudah melakukan sesuatu, dapat informasi pun juga lebih gampang. Mau cari sesuatu lebih mudah, begitupun juga kalau mau belajar tentang sesuatu juga mudah jalannya. Seperti handphone, laptop, tablet dan segal hal lainnya juga sangat mendukung kita memperoleh informasi yang bertebaran disekitar kita. Dari situ banyak orang dengan gampang share tentang sesuatu hal mulai dari yang bermanfaat sampai yang, "kok kayaknya toxic ya". Tapi sayangnya gak semua orang bisa bijak dalam berkonten media. Alih-alih karna kemudahan malahan kayak kebablasan share yang sama sekali gak penting. Bahkan beberapa menggunakannya untuk menyakiti orang, untuk niat-niat tertentu yang bisa merugikan orang lain.


Kunjungi juga channel youtube saya

👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇

Video : Youtube/ Catatan Anita

Berita-berita viral yang berseliweran setiap harinya juga gak semuanya baik, banyak diantaranya juga berita kriminal dengan segala intrik di dalamnya yang gak banget buat di contoh plus gosip yang belum tentu benar adanya. Belum lagi perilaku orang ternama yang gak patut dilihat tapi tersebar kemana-kemana infonya. Suka bete gak sih dengan itu semua, denger berita yang ada malahan dongkol sendiri.

Disinilah pentingnya kita menyikapi, untuk sharing sesuatu yang belum tentu baik itu apakah wajar aja? Sayangnya orang sekarang banyak juga yang berfikir yang penting share dulu, viral dulu, daripada nilai dari konten itu sendiri. Memang kita gak bisa mengatur setiap orang mau berbuat apa dan mau seperti apa. Tapi dengan apa yang orang-orang itu lakukan, membuat publik bisa menilai kualitas dari orang yang melakukan hal tersebut.


Baca juga :


Saya sendiri memang suka mengikuti perkembangan zaman dan juga suka update status di instagram story, membuat memori dan sharing kepada followers yang sebenernya angkanya juga masih belum banyak. Tapi saya juga menjaga dan membatasi apa yang harus di share dan tidak. Karena pada kenyataannya, "tidak semua orang menyukai kita, tidak semua orang harus tahu akan kehidupan pribadi kita". Jadi ya lebih baik share yang bagusnya aja, ya syukur-syukur bermanfaat. Gak perlu juga orang tahu saat kita nangis, saat kita sedih dan ada masalah. Sangat-sangat tidak perlu. Karena itu seperti sampah dan hanya akan membuat opini publik yang meliar.  Karena juga hal itu sudah masuk ranah pribadi dan publik enggak banget perlu tahu akan hal pilu yang sedang menghampiri kamu.

Kembali tentang bahasan kenapa sih orang-orang di luar sana cenderung overshare di medsos, mungkin ini akan menjadi opini saya setelah memperhatikan apa yang terjadi di lapangan.


1. Kurang Perhatian

Ini bisa banget terjadi, kurangnya perhatian dari pasangan, orang tua dan orang sekitar membuat pribadi ini melampiaskan semua ke akun pribadinya di medsos. Kamu bisa perhatikan kenapa harus medsos, bukannya media lainnya seperti curhat ke orang tua, sahabat terdekat, pasangan atau lainnya yang terdekat. Alasannya gampang aja kenapa gak perlu cari-cari orang, karena benda yang ada di genggaman tangan ini setia menemani dan bisa buat release emosi sesaat. Belum lagi kenapa orang-orang ini melakukan overshare, karena mereka belum tentu punya previlage kedekatan dengan orang-orang penting seperti yang saya sebutkan tadi, atau bahkan temen yang dapat dipercaya aja gak ada. Jadi medsos sudah paling dirasa setia menemani di kala senang dan susah. Menjadi alat paling gampang untuk cari perhatian orang lain. Tinggal modal akun, trus ketikan apa yang dikeluhkan, dan publish. Mereka akan  berasa lega dan sedikit terlampiaskan kegundahan hati yang penuh dengan emosi.


Picture : Pexels.com/ Samson katt


2. Hobby

Entah hobby untuk pamer atau pengkauan lainnya, sepertinya ini udah mendarah daging. Rasanya kalau sehari gak share itu aneh. Ini seperti sudah menjadi kebutuhan primer. Dimana setiap hari itu wajib posting. Orang seperti ini suka share apapun itu ke media sosial mau bener atau enggak ya pokoknya posting. Kita sendiri gak bisa cap jelek orang-orang seperti ini sih ya. Yang penting jika masih dalam ranah yang normal dan tidak bersifat toxic atau ganggu orang kayaknya sah-sah aja. Tapi kayaknya kebanyakan share di medsos jelas juga ya karena pengen diliat orang banyak. Tapi kalau sudah mutuskan share ke medsos pasti sudah tahu resiko yang akan di hadapi, bukan.


3. Niat Tersembunyi

Nah ini gak ngerti deh, kadang kontennya itu nyindir pihak tertentu, kadang juga flexing yang berlebihan. Yang kayak gini ada? ya banyak. Medsos sudah jadi senjata banget untuk niat-niat tertentu. Dari niat tersembunyi sampai terang-terangan. Intinya gak sukanya dengan pihak tertentu. Kalau sudah begini isi medsosnya udah gak asik, trus masih mau temenan sama orang seperti ini? Ya selama kita gak dirugikan gapapa sih ya, cuma mungkin agak menjaga jarak aja kali ya. Karena bisa di curigai niatnya gak tulus ke satu orang mungkin juga bisa ke kita nantinya.


4. Memang Jualan/ Endorsement

Yang namanya jualan pastilah dibutuhkan pamer barang, biar para calon pembeli tahu apa yang dijual, gimana manfaatnya, gimana detail kondisi barang dan sebagainya. Tapi kalau akun pribadi jadi overshare karena barang jualan ya malesin juga ya. Tapi tinggal kitanya aja nyikapin masih mau liat dan temenan enggak sama akunnya. Kalau enggak ya tinggal mute aja, gampang toh. Kata orang hidup sekarang ini semudah add, share, mute and unfollow. Gak usah di bawa stres. Semua terserah padamu, gaes.

Picture : Pexels.com/ Shvets production


5. Jiwa yang Sakit

Entah itu kamu punya kenalan atau tahu ada artis terkenal yang kadang kasian juga lihat mereka melakukan sharing yang sesuatu yang kurang pantas. Kita yang punya jiwa sehat dan normal jelas akan bisa menilai apa yang mereka share itu gak pantas, dan gak bener secara norma dan etika. Dari situ kita paham sisi kejiwaannya apakah memang terganggu atau gimana.  Memang kita bukan prikiater tapi kita tentu akan mencerna dan mencari teman dan public figure mana yang benar-benar murni hatinya baik tanpa perlu ada pernyataan/ pembuktian bukan. Follow lah orang yang berkualitas bukan cuma sekedar cari popularitas aja, akan bikin kita waras sebagai pengikutnya.


6. Ingin di Akui

Di medosos dan seluruh isinya saya rasa kebanyakan memang ada niatan ingin diakui. Di akui kalau mereka itu cantik, kaya, mampu, terhormat, high class dan pengakuan lainnya. Pengakuan itu bisa dilihat dari apa yang menjadi habit mereka, apa yang di share,  apa yang di lakukannya di medsos dan apa yang di kerjakannya selama ini di posting semua ke medsos. Pengakuan itu tentunya bisa membuat seseorang punya nilai dari lingkungan sekitarnya. Entah orang sekitarnya pun mengakui atau masa bodo dengan hal itu, yang jelas perilaku ingin di akui ini memang sudah terjadi dari kita kecil sih ya. 

Picture : Pexels.com/ Karolina grabowska


7. Balas Dendam

Saya rasa overshare karena balas dendam itu menjadi sah-sah aja buat orang yang pernah merasakan “dibawah”. Kehidupan dulu yang masih sangat terbatas untuk melakukan beberap hal. Kini sudah berubah menjadi orang yang mampu melakukan segalanya, membuat beberapa orang melakukan overhsare tentang apa saja yang mereka miliki saat ini. Belum lagi kalau pernah merasakan sakit hati karena hinaan dan lain sebagainya balas dendam menjadi ajang paling peting untuk membuktikan kalau dirinya kini mampu untuk melakukan segala hal dan gak bisa dihina lagi. Ajang pamer di medsos itu sepertinya jadi sesuatu kewajiban jadinya. Sehingga kini ia bisa di akui mampu, berhasil, sukses dan sudah jadi orang yang berbeda. Tapi bersikap elegan akan lebih baik dibanding pembuktian yang gak ada batas waktunya.


8. Murni karena hati

Untuk yang ini saya rasa saya setuju, kenapa? karena oversharenya bertuju kepada ridhonya lilahita’ala. Sharing tentang ilmu agama, agar yuk kita sama-sama mencapai ridhonya allah ke surga, yuk sama-sama jadi orang baik kedepannya, tuk sama-sama menjadi orang yang bermanfaat. Mungkin beberapa orang menganggap, “ah lebay, ah munafik, ah sok alim”, tapi biarlah orang mau ngomong apa, yang penting niat kita baik. Hanya Allah yang tahu apa yang menjadi niat kita, yang nantinya akan menjadi pahala tersendiri untuk kita dihadapan Allah, aamiin.


So, overshare memang gak melulu tentang sesuatu yang negatif meski pada kenyataanya kebanyakan menjadikan bibit dari iri, dengki dan hasad. Tapi alangkah baiknya jika kita menyikapi medsos sebagai wadah untuk berbuat baik saja tanpa embel-embel lain yang membuat orang lain terkena penyakit hati.


Baca juga :


Kunjungi juga channel youtube saya

👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇

Video : Youtube/ Catatan Anita




2 Comments

  1. Intinya, kita yg bisa menilai, mana yg menurut kita postingan toxic dan ga perlu dilihat, atau masih dlm tahap wajar. Ada temen yg suka curhat masalah pribadi di medsosnya. Tapi jujur aku ga mau unfollow dia, Krn aku tahu dia punya masalah keluarga, sementara keluarga aslinya ga mensupport. Yg begini sebisa mungkin aku tetep temenin, ga masalah kalo dia mau curhat apapun, setidaknya mungkin itu bisa meredakan sedikiit aja sedih yg dia rasain.

    Tapi kalo udh mengganggu, pamer harta, prank, menjelek2kan orang lain, agama lain, suku lain, itu auto aku block .

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul mba, iya kalau sudah mengganggu sebaiknya auto unfollow saja ya hihihii.. salam kenal mba fanny :)

      Delete

Post a Comment