9 Persiapan Sebelum Renovasi Rumah (Part 2)

Picture: Dokumentasi pribadi/ Catatan Anita

Renovasi rumah bukanlah hal yang mudah bagi setiap orang, segala hal perlu dipersiapkan. Mulai dari desain, budget, jasa entah itu mau pakai tukang atau kontraktor, dan segala perintilan di dalamnya. Saya sendiri memulai renovasi besar itu di tahun 2021 kemarin dan bisa dibilang nekat. Budgetnya pun pas-pasan bahkan kurang dari perkitaan di awal. Meskipun desain belum matang tapi kami beranikan diri untuk langsung ke proses pembangunan.

Yah bisa dibilang renovasi di tanah sisa rumah kami ini menjadi over budget. Overnya juga bukan sejuta dua juta, tapi puluhan. Itupun juga dikarenakan salah satunya ada penambahan di lantai atas (balkon). Padahal niatan awal renovasi itu hanya ingin pindah dapur aja, eh malah merambat ke yang lain-lainnya. Tentu saja penambahan itu tidak bisa dinilai kecil, karena penambahan ruangan artinya penambahan biaya per meter persegi. Ya material bangunan, ya jasa tukangnya dan lamanya waktu pengerjaan. Yang jadi catatan adalah kalau budgetnya ngepas kayaknya gak usah terlalu banyak keinginan. Karena akan membuat biaya membengkak. Kembali sesuaikan semua dengan budgetnya.


Kunjungi juga channel youtube saya

👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇

Video : Youtube/ Catatan Anita

Pelajaran yang bisa di ambil dari kasus renovasi rumah kami itu banyak, mulai dari hati-hati dalam memilih tukang sampai persiapkan budgetnya secara pasti, sampai dengan menerima hasil yang tidak begitu memuaskan di akhir pembangunan. Resiko tidak menggunakan jasa arsitek membuat kita di awal harus mendesain bangunan yang akan di bangun, cek setiap meter persegi dan detail kebutuhannya dari ruangan yang akan direnov. Mana yang akan di dibangun dengan material bangunan dan mana yang tidak. Mana yang akan di perlukan perhatian khusus dalam perombakannya dan mana yang bisa dibawa santai dalam pengawasannya.

Mungkin dari sini dari pengalaman kami, saya menyarankan sebelum memulai semua proses renovasi ada baiknya kamu saudah tahu betul apa yang kamu mau, yang kamu perlukan dan yang kamu butuhkan. Karena kebutuhan itu lebih utama dibandingkan dengan hasrat keinginan semata. Keinginan itu bisa banyak dan meliar, sedangkan apa yang kamu butuhkan bisa jadi itu lebih penting di utamakan saat ini.


Baca juga :


Begitupun dengan kami, pada awalnya renovasi kemarin itu hanya ingin mengubah dapur yang awalnya ada di samping rumah dengan ukuran mini. Lalu pindah kebelakang agar bisa lebih leluasa dan lebih nyaman. Tapi nyatanya gak gitu aja. Niatnya cuma pindah dapur eh kok malah tambah ada lantai dua plus balkon, plus juga di deket ruang dapur ketambahan laundry room plus void. Otomatis biaya juga nambah, bahkan ganti. Total ruangan yang nambah itu 41 meter persegi. Dari semula 54m sekarang menjadi 95m. Berubah menjadi bangunan yang lebih besar. Masya allah tabarakallah.

Tentunya perubahan ini gak secepat itu, yang tadinya suami hanya ingin buat lantai dua dengan model mezanin, eh malahan jadinya pakai tangga permanen plus ngedak lantai dua dengan bahan yang gak recehan. Ini semua tentunya dengan perhitungan yang detail dari kami. Tentunya dibantu perkiraan totalan dari tukang yang langusng kami anggap dua kali lipat dari perkiraan awalnya. 


Picture: Dokumentasi pribadi/ Catatan Anita

Kita juga harus teliti cek harga bahan-bahan yang akan di gunakan dan juga jasa tukang yang akan mengerjakannya berapa lama. Satu hal yang penting, perhitungan biaya yang akan keluar untuk tukang dengan bayaran borongan dan juga perintilan bahan-bahan itu sangat amat penting. Karna kalau tidak, bisa-bisa kamu akan berhenti di tengah jalan. Nah kan gak enak, rumah berantakan ngeliatnya juga males. Bukan malesin aja, tapi apakah kita akan nyaman dengan kondisi rumah yang belum selesai pengerjaannya alias setengah jalan. Dimana kita harus menikmati debu-debu tebal yang menempel di barang-barang rumah, belum lagi perkakas tukang yang belum bisa di rapihkan. Yah, semua orang pasti inginnya renov itu langsung selesai pengerjaannya dan langsung bisa dinikmati. 


Picture: Dokumentasi pribadi/ Catatan Anita


Trus apa aja sih yang perlu dipersiapkan, kalau kita mau renovasi rumah ?


1. Tanya tukang yang dapat dipercaya di sekitaran rumah kamu, kalau ada uang lebih pakai jasa kontraktor itu lebih baik.

Kalau kamu punya referensi tukang dari orang tua, tetangga atau teman lainnya itu lebih baik. Karena cari tukang sekarang ini susah-susah gampang. Karena banyak kasus gak enak yang saya dengar tentang tukang-tukang yang sudah dipercaya tapi pas kita pakai jasanya untuk renov besar malahan gak amanah. Tapi kembali lagi semua itu disesuaikan dengan budget yang ada. Jasa kontraktor itu lebih baik karena ada perjanjian hukumnya dan garansinya jelas. Tapi tentu ada harga di atas kualitas tersebut. 


2. Kalau budget pas-pasan mending cek ulang semua kebutuhannya renov

Pinter di bangku sekolah juga bisa membuat kamu memanfaatkan situasi yang kamu alami saat ini. Detail menghitung pengeluaran selama renov rumah akan membuat kamu mendapat gambaran sebenarnya berapa sih budget yang harus kamu siapkan. Nah dari situ kamu akan tahu dan jadinya lebih enak dalam menggunakan budget tersebut. Jika masih ada lebih bisa kamu alihkan ke barang-barang yang akan mengisi ruangan baru tersebut. Atau juga bisa untuk menaikan kualitas barang yang standar menjadi premium. 


Picture: Dokumentasi pribadi/ Catatan Anita


3. Pastikan kamu lakukan renov itu dari awal sampai akhir, jangan setengah jalan

Kalau rencana sudah mantab tinggal pengaplikasiannya. Budget menentukan projek ini itu akan selesai atau tidak. Jangan sampai sudah over bugjet, dan selesai pengerjaannya. Itu sih namanya bikin sengsara sendiri. Profesionalnya tukang dari sini juga sangat pentingi, apakah dia amanah dalam mengerjakan atau sekedar ngerjain kerjaan aja. Pastikan semua sesuai schedule kamu, kalaupun masih molor-molor sedikit ya ga papalah. Namanya juga manusia, pasti ada kekurangan.

4. Cek harga bahan bangunan dan bandingkan kualitas dan reviewnya di toko online atau toko offline

Inilah yang kami lakukan dulu. Cek toko-toko online dan offiline udah menjadi makanan saat proses renovasi  berlangsung. Kalau bisa dibilang zaman sekarang ini semua serba dimudahkan lho. Gak percaya dengan toko online, kita bisa kok cek dari review, rating dan status toko di marketplace. Dari situ akan ketahuan toko ini bagus enggaknya. Oh ya terutama bisa free ongkir ya. Biasanya dengan pembelian sekian pasti ada promo ini. Bukannya gak percaya dengan toko offline, disaat jam kerja tinggi dan harus banding dari toko ke toko offline, kalau kami mending ke toko online aja. Karena toko offline kadang sudah jauh jaraknya, dan menghabiskan waktu juga.


Picture: Dokumentasi pribadi/ Catatan Anita


5. Siapkan desain yang kamu mau, plus diskusikan dengan tukang 

Yah yang namanya nekat sendiri tanpa ahli dibidangnya ya begini, semua serba sendiri. Begitupun juga dengan desain dari ruangan baru yang kami mau. Bukan cuma ruangan tapi detailnya juga seperti perkabelan, saluran air, colokan listrik dan lainnya. Saya dan suami cuma bisa diskusi dengan tukang dan sesekali dengan orang tua. Dibilang seru ya seru juga sih ya, karena kita kayak belajar lagi ilmu baru tentang pertukangan, tentang renovasi rumah dan segala perintilannya. Balik lagi pakai jasa ahli dibidangnya desain interior, arsitek dan konstraktor yang bisa dipercaya itu kembali ke kamu dan pasangan.

6. Kenali siapa orang yang bekerja denganmu, karena sudah banyak kasus tukang pergi dan menghilang  di tengah jalan proses renovasi

Saya cuma bisa bilang jangan terlalu percaya dengan orang. Meskipun dia sudah lama kerja dengan kita, dia sudah dianggap keluarga atau apapun. Karena setiap orang bisa berubah kalau sudah kenal dengan yang namanya uang. Sedikit cerita, ada tahu tukang yang biasanya baik sikapnya dan bagus kerjanya saat dulu pengerjaan projek-projek kecil,  tapi ketika ia dapat projek renov rumah dengan sekala besar, pengerjaan lama dan tentunya bayaran yang gak sedikit, kok kenapa sikap tukang jadi berbeda ya. Dulunya bayaran per projek kecil itu bagus kerjanya tapi ketika dapat projek besar kok malahan gak amanah, malahan sampai anak buahnyapun ada yang sampai belum digaji, mengecewakan bukan. Pastikan kamu tahu nomor-nomor kontak tukang, kenek, dan dan orang-orang disekitarnya.


Picture: Dokumentasi pribadi/ Catatan Anita

7. Pastikan ada orang yang akan mengawasi atau memperhatikan kerja tukang 

Bukannya gak percaya tapi karena ini adalah rumah kita sendiri yang nantinya kita sendiri yang akan menikmati hasil akhirnya, sebaiknya setiap pengerjaan ada pengawasan dari sisi kita. Tidak harus melulu dilihatin tapi sesekali dicek. Setidaknya jika ada yang melenceng sedikit kamu bisa langsung bilang ke tukang untuk memperbaikinya dan sesuai yang kamu mau. Meski rasanya kok ribet amat, tapi ini demi kepentingan kamu juga. Karena tidak semua tukang kerjanya rapih dan amanah.

8. Banyak-banyak cari referensi model atau desain yang kamu inginkan

Ini adalah hal kecil tapi aslinya gak kecil juga lho. Desain awal itu penting, apalagi saat sudah jadi nanti. Semua bentuknya akan kelihatan, apakah pengerjaan tukang itu rapih atau tidak. Hasilnya sesuai yang kamu mau atau enggak. Jadi jangan sampai menyesal di akhir. Jangan sampai ketika sudah selesai semua kamu baru tahu maunya kamu itu apa. Ah telat banget deh jadinya. 

Semoga informasinya bermanfaat ya. Dan buat semua yang mau renovasi rumah semoga prosesnya lancar sampai akhir dengan hasil yang memuaskan.


9. Penempatan bahan bangunan saat proses renov 

Saat bangun rumah jangan pernah tinggalkan hal yang keliatannya sepele tapi nantinya jadi bermasalah. Jika lahan rumah kamu kecil, pastikan kamu sudah izin dengan tetangga sekitar mengenai penempatan bahan-bahan bangunan plus tentunya juga sudah mengantongi izin dari tentangga sekitar kalau kamu mau renov rumah. Karena nantinya kemungkinan akan mengganggu kenyamanan lingkungan sekitar. Meski ini adalah pembangunan ini untuk rumah kamu sendiri tapi dengan mengedepankan sopan santun dalam berlingkungan sosial sepertinya penting juga.

Kunjungi juga channel youtube saya

👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇

Video : Youtube/ Catatan Anita


Baca juga :



Post a Comment