Desain Dapur Yang Open Space Bersebrangan dengan Void Rumah


Picture: Dokumentasi pribadi/ Anita komala sari

Memiliki rumah idaman pasti dambaan setiap orang, begitupun saya. Dari dulu semenjak kerja kantoran kadang saya memikirkan tentang indahnya punya rumah sendiri. Apa-apa sendiri, mendirikan negara sendiri, bisa dekor dan design ruangan sendiri, jadi tidak ketergantungan lagi dengan orang tua. Dan alhamdulilah setelah menikah kami akhirnya punya rumah sendiri. Ya meski masih KPR tapi ada kepuasan tersendiri memilikinya, alhamdulilah.. masya allah tabarakallah.

Rumah yang kami beli dari developer di tahun 2015 berukuran LT 120m dan LB 54. Saat beli itu kondisinya masih delapan bulan sebelum sah menikah dan baru serah terima kunci rumah di tahun 2017. Lo kok lama banget? iya karena dari pihak developer belum selesai banget proses pembangunannya. Meski bangunan rumah sudah final, tapi pendukung lingkungan sekitarnya seperti listrik dan PAM belum selesai di bangun, jadi mau tidak mau kami harus menunggu dulu. Jadi setelah menikah kami harus tinggal dulu dikosan selama 8 bulan dan 8 bulan numpang di rumah mama.


Picture: Dokumentasi pribadi/ Anita komala sari

Saya sediri dari dulu punya keinginan rumah yang besar dan cantik, tidak sempit dan juga tidak terlalu lebar banget. Meski saat itu mampunya beli yang tipe 54, tapi ditahun 2021 kemarin alhamulilah Allah memampukan kami untuk merenovasinya. Dimana tanah sisa belakang bisa kami renov dan membuatnya lebih luas dan lebih lega, rumah pun berubah menjadi tipe 95. 


Kunjungi juga channel youtube saya

👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇

Video : Youtube/ Catatan Anita


Tanah sisa dibelakang rumah memang tidak terlalu besar, jadi kami harus pintar memilih design agar bisa lebih puas menikmati nantinya. Dari sekian banyak tukar pendapat dengan suami, akhirnya tanah sisa belakang fix kita jadikan dapur, ruang laundry dan sebagian tanahnya lagi sebagai void atau tanah resapan air. Design ini kami rancang sendiri tanpa sedikitpun adanya bantuan dari yang ahli (arsitek).


Picture: Dokumentasi pribadi/ Anita komala sari

Dengan dana yang secukupnya di tabungan, akhirnya kami memberanikan diri untuk panggil tukang. Sebelum mulai renov dan selama pembangunan banyak hal yang kami konsultasikan dengan ayah mertua juga tukang tersebut. Meski tidak 100% jasanya memuaskan hati kami, tapi hasilnya sudah cukup memuaskan. Ya meski masih ada kekurangan-kekurangan di dalamnya, nantinya masih bisa kita koreksi sambil jalan.


Baca juga :

Namanya renov rumah dan ini merupakan penglaman pertama bagi kami ternyata semua perlu dipersiapkan ya. Terutama dalam hal pembiayaan. Berapapun uang yang di siapkan bisa saja kurang karena akan ada saja perintilan yang diperlukan di tengah jalan untuk dibeli. Makanya budjet renov rumah itu harus dikalikan 2 atau bahkan 3 dari perkiraan di awal. Belum lagi ada saja niat gatel saya untuk menambah ini dan itu, atau koreksi ini dan itu. Intinya masalah rumah pasti ada saja yang keluar dananya. Bisa gak ada habisnya kalau benar-benar gak dibatasi.

Oh ya untuk area dapur sejak awal kami setuju kalau dapur menjadi area yang primadona, alias ukurannya akan jadi leih besar dari yang sebelumnya dan akan dirapihkan secantik mungkin. Jujur saja ukuran sebelumnya, bawaan developer itu sangatlah sempit jika dimasuki dua orang sudah seperti gang senggol. Belum lagi panasnya api kompor membuat area dapur lama kelamaan udaranya menjadi semakin panas seperti oven rasanya. Jadi dengan ukuran 4x4 m ruangan dapur baru sekarang ini harusnya akan terasa lebih lega dan lebih bebas bergerak.


Picture: Dokumentasi pribadi/ Anita komala sari

Jauh sebelum renov tanah belakang saya memang ada keinginan kalau dapur itu nantinya akan menjadi dapur yang open space, dimana view pemandangannya bisa lebar atau memanjang ke arah keluar atau void. Jadi lebih bisa menikmati aliran udara dari luar dengan lebih bebas. 

Keberadaan dapur yang saat ini berada di bawah tangga lantai atas, dan bersebrangan dengan void dan ruang laundry. Kami juga menambahkan pintu sliding door untuk membatasi antara void dan ruang dapur. Karena sliding doornya tidak menggunakan tirai gorden ataupun stiker jadi membuat pemandangan  dari dapur ke arah void lebih panjang meski pintu sliding doornya di tutup. Area yang terkesan makin lebih luas ini membuat dapur lapang dan besar. Plus ditambah pintu kaca sliding door yang membuat mata memandang ke arah luar void itu menjadi lebih terkesan luas.


Picture: Dokumentasi pribadi/ Anita komala sari


Area dapur juga isinya belum rapih sesuai yang saya inginkan. Seperti masih bagian atasnya masih menggunakan ambalan dan beberapa rak di sekitarannya untuk membantu meng'organizer barang-barang dapur dan sejenisnya. Kerena untuk pasang kitchen set kami masih menunggu dananya siap. Jadi dapur yang saat ini dibuat cukup dan serapih mungkin saja. Untuk membuat kesan rapih tersebut, saya juga menggunakan tirai gorden pada bagian bawah table top dapur. Hal ini guna membuat perintilan barang dapur tidak terlihat, alias tertutup. Jadi segala yang berantakan biar di dalam/ kolong meja tertutupi aibnya dari pemasangan tirai dapur ini.

Picture: Dokumentasi pribadi/ Anita komala sari

Pada bagian atas table top karena belum ada lemari kitchen set, saya mengakalinya menggunakan ambalan panjang dari produknya JYSK dan gantungan-gantungan bumbu. Sebagian dari produk IKEA dan sebagiannya lagi saya beli di shopee. Hal ini hanya untuk mensiasati dapur agar keliatan lebih cantik dan terorganizer dengan baik.

Picture: Dokumentasi pribadi/ Anita komala sari

Secara keseluruhan keberadaan dapur yang sekarang ini membuat saya happy, lebih lega, lebih luas dan lebih eye catching. Dengan pemilihan granit putih pada table top dan dinding area masaknya membuat dapur keliatan lebih bersih. Terkesan elegan tapi sederhana, cantik dan mampu menonjolkan barang-barang yang berada di atasnya. 

Dulu saya sendiri suka menghindari warna putih karena alasan klisenya cuma takut kotor dan berwarna kuning kalau sudah lama, tapi kini menurut saya warna putih adalah warna cantik yang gak bisa dipandang sebelah mata. Warna yang mampu membuat rumah jadi keliatan lebih bersih dan aesthetic. 

Keinginan saya ingin membuat kondisi saat berada di dapur itu gak malesin tapi malah jadi happy. Karena di dapur itu gak selalu harus melulu tentang masak tapi kita juga bisa nongkrong ngobrol ngalur ngidul sambil menikmati void dan aliran udara di sekitarannya. Keberadaan void dirumah kamipun, saat ini menjadi sorotan bagi siapa saja yang berkunjung ke rumah, meski bagian tanah resapannya saat ini hanya berisikan batu koral putih tapi saat bersanding dengan dinding roaster yang dipasang miring (yang menutupi jemuran laundry) membuat area dapur seakan berbeda, lebih elegan dan bisa untuk di nikmati.


Picture: Dokumentasi pribadi/ Anita komala sari

Saya sendiri sebagai penghuni rumah ini memang merasa suasana yang berbeda ketika masuk dapur. Selain kesan lega karena berasa lebih luas, pandangan mata ke roaster dan void yang membuat nilai lebih dari sisi yang berbeda dari rumah ini. 

Semoga dengan adanya perubahan-perubahan baik dirumah ini membuat penghuninya juga semakin betah dan menambah barokah di dalamnya, aamiin..


Kunjungi juga channel youtube saya

👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇

Video : Youtube/ Catatan Anita


Post a Comment