Setiap anak itu pasti berbeda beda dalam perkembangannya, cuma garis lurus milestone yang mampu mendeteksi baik dan kurangnya mereka dalam setiap momennya kehidupannya. Setiap orang tua pun jelas menginginkan yang terbaik di setiap perkembangan anaknya, begitupun juga kami. Kami benar-benar struggle pada setiap momen dari ia di usahakan hidup di rahim sampai sekarang sudah berumur 2 tahun, alhamdulilah.
Keputusan kami untuk menyelolahkan yaya lebih dini dikarenakan beberapa hal yang menurut kami itu penting. Tentunya sekolah tersebut bukanlah sekolah formal yang diajarkan berhitung dan menulis. Apalagi di umurnya yang masih toddler belum dua tahun, jelas bukan itu. Tapi sekolah yang membantunya dalam pematangan kebutuhan sensori dan kemampuan kognitifnya.
Kami menyadari beberapa kekurangan dirinya ada yang harus diperbaiki. Mulai dari takut kalau ketemu orang baru, nafsu makannya yang suka naik turun, masih belum bisa fokus dalam mengerjakan hal tertentu, belum bisa di ajak kerjasama untuk merapihkan maianannya sendiri, masih ragu untuk mencoba hal baru, dan lainnya. Saat takut disini bukannya berarti ketakutan tapi lebih kepada malu dan lama loadingnya kalau ketemu orang baru. Meski sudah kenal lewat video call ataupun jika sesekali ketemu, contohnya saat momen ketemu keluarga. Yaya bisa hanya bisa percaya diri kalau ketemu di video call tapi kalau ketemu langsung masih takut-takut.
Memang setiap hari ketemunya cuma sama mama, ayah, si ibu art saja. Lingkungan untuk dia berkembang hubungan sosial dengan sesama usianya sangatlah kurang. Yah jadilah yaya yang seperti sekarang ini. Hal ini akhirnya menjadi salah satu konsen kami dalam mengoreksi case tumbuh kembangnya.
Berikut alasan kami menyekolahkan yaya lebih dini, di usianya yang masih 21 bulan :
- Mazaya perlu lingkungan yang baik yang membantunya dalam berkembang lebih baik. Karena mama tidak punya ilmu dalam mendidik dan mengajar si toddler ini untuk mengasah kemampuannya baik sensori kasar dan halusnya juga kemampuan koognitifnya, maka kami merasa yaya memang butuh disekolahkan di sekolahan yang menerapkan tentang montesori.
- Dikarenakan yaya masih dalam usia toddler, jadilah sekolah ini hanya 2x seminggu yakni kamis dan jumat saja. Dari jam 07.30-09.00, Ringan buat mama dan gak terlalu berat buat yaya juga. Meski di jam-jam tersebut yaya suka ngantuk dan tidur pagi biasanya, tapi insya allah bisa. Jadi ia baru tidur setelah pulang sekolah.
- Kurikulum sekolah ini tentang melatih sensori motorik kasar dan halus, melatih anak untuk menguatkan kemampuan kognitif. Yang bisa membuat anak lebih bisa percaya diri melakukan hal yang ia suka sendiri di usianya yang masih dini membuat saya merasa yakin menyekolahkan yaya disini.
- Yaya punya teman baru yang seusianya yang sama-sama memiliki minat untuk belajar dan bermain bersama dalam satu tempat yang sama. Dengan sekolah ia jadi bisa belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya. Berinteraksi dengan orang lain di luar orang rumahnya. Yaya keliatan happy ketika berada dalam circle baru bersama orang-orang baru yang ia temui. Dengan satu kelas terdiri dari 4 sampai 5 anak dan di pandu oleh 2 miss +1 asisten membuat kondisi belajar lebih kondusif dan efektif.
- Meski setiap pertemuan hanya satu setengah jam saja, tapi nyatanya hal ini memberikan dampak positif bagi yaya setelah mengikuti sekolah disini selama tiga bulan trakhir. Memang belum keliatan signifikan tapi yaya kini lebih percaya diri dibanding sebelumnya, kosakatanya bertambah dan memang di usianya yang menginjak 2 tahun ini mengalami ledakan kata yang masya allah. Dengan sekolah ia pun jadi terarah.
- Biaya yang masih relatif aman di kantong, gak dipungkiri memang pastinya biaya menjadi hal utama kesiapan ortu menyekolahkan anak. Yaya masuk kelas toddler yang seminggu hanya 2x pertemuan. SPP yaya itu per 3 bulan, karena memang sekolahnya menerapkan per term pembayarannya. Satu tahun ada 4 term, setiap term bayar Rp 2.200.000 dan itu sudah semua, alias sudah termasuk biaya bla bla bla kalau di tempat lain.
- Jika ada izin tidak masuk kelas, pihak sekolah memberikan gantinya atas kekosongan di hari tersebut. Dan biasanya di ganti ke kelas toddler lain yang masuk seminggu 3x di pagi hari. Meski yaya masuk ke kelas yang anak-anaknya usianya terlihat lebih tua sedikit dari yaya, alhamdulilah ia masih mampu mengikutinya dengan baik.
Post a Comment