Cerita FET Kedua, Gejala Sukses Implantasi Embrio di Rahim Selama 2ww, Di Bocah Indonesia (Part 7)



Picture :  Pexels.com


Flash Back Cerita Ferina 2019 - 2020

Rasanya sudah hampir putus asa, itulah yang saya rasakan setelah kegagalan kesekian kalinya. Dulu pertama kali ivf di ferina surabaya sempat berhasil dengan kadar beta hcg 468 dan kemungkinan bisa hamil kembar info dokter di bulan september 2019. Tapi setelah dua minggu pengumuman hasil 2ww itu, mereka embrio yang di dalam ternyata tidak berkembang dengan baik, embrio-embrio itu gak survive, yang akhirnya luruh (keluar seperti darah haid dengan sendirinya) dan saya keguguran. Saya masih ingat betul rasa sakit keguguran saat itu, sungguh tidak akan pernah bisa dilupakan. Bahkan saya berikrar, “tidak mau lagi merasakan sakit yang seperti itu lagi, kalau gagal yaudah gagal aja, dan kalau berhasil ya berhasil aja”.

Lalu selanjutnya percobaan tanam (FET) di bulan maret 2020 dengan sisa 3 embrio yang di bekuan disana. 6 bulan kemudian setelah  fresh transfer yang pertama tanpa babibubebo hasilnya langsung ditanyakan gagal dengan beta hcg hanya di 0.2, alias embrionya tidak berhasil menempel dan berkembang. Sedih rasnaya tapi yasudah mau gimana lagi, sudah takdir dari ilahi, kita harus kembali merasakan kegagalan, dan kali ini langsung dengan hasil yang seperti itu di rapotan 2ww. Pernah punya embrio sebanyak 6 di D5 di ferina surabaya akhirnya jadi kenangan manis di tahun 2019 dan 2020. Jadi 2 kali tanam saja sudah habis semuanya saat itu, karena memang tanamnya per 3 embrio.

Selanjutnya kami rehat dari promil dan dunia ivf. Dunia pun di guncang pandemi corona yang makin ganas semua tempat di lock down. Kita juga baru aja renov rumah, belum selesai banget renovasinya tapi sudah harus langsung jalan lagi ke ivf yang kedua, yang akhirnya kami putuskan di bocah indonesia, daerah tangerang. Seperti cerita saya pada part 1 sebelumnya kalau kami tidak ada niatan jalan ivf lagi, tapi jalan ini lebih kepada treatment untuk suami yang sempat dinyatakan kondisinya menurun saat screening di menang undian kandidat 10 besar morula untuk ivf.


Picture: Pexels.com


Cerita FET Pertama 2021 di Bocah Indonesia

Disini di bocah indonesia kami banyak mendapatkan informasi tentang embrio yang kami miliki lebih detail, dan juga hasil yang lebih bagus dari yang sebelumnya. Saya mendapatkan 9 embrio D5. Meski di FET pertama di tahun 2022 memberikan hasil 2ww yang menyedihkan alias gagal, tapi setidaknya kami sudah tahu lebih banyak mengenai kondisi embrio-embrio dengan detail. Lagi-lagi beta hcg hanya 0.2 di FET pertama ini, jadi sudah jelas hasilnya negatif, embrio tidak menempel secara sempurna di rahim. Menurut penjelasan dokter, hal ini terjadi dikarenakan faktor kualitas embrio yang gak oke. Bisa jadi kromosomnya yang gak bagus, karena kalau benar terjadi kehamilan bisa keguguran di tengah jalan, atau kalau berhasil lahir babynya bisa cacat, subhanallah.. Begitulah penjelasan online dokter cyntia via zoom beberapa saat setelah kami dapat hasil lab setelah masa menunggu di 2ww selesai.

Entah apa yang terjadi tapi mungkin ini yang terbaik dari Allah. Mungkin ini juga bagian dari doa saya waktu itu, “kalau jadi jadi saja, dan kalau tidak jadi jangan php diri yang ujung-ujungnya gagal dengan keguguran”.

Saya juga merasakan keganjilan sebelum embrio di transfer itu, seperti sebuah sinyal semenjak dokter menginformasikan beberapa menit sebelum transfer embrio ke rahim. Kalau embrio kualitas excellent dan good itu setelah di keluarkan dari tempat bekuannya sepertinya kondisinya kurang oke. Ada yang jadi mengkerut, dan satunya lagi jadi menghitam (jadi timbul fragmentasi yang lebih banyak). Dokter embriolog memang gak bilang, kalau ini kurang oke, tapi dari info yang disampaikan sudah jelas sepertinya embrio yang kami punya ini mengalami masalah yang serius setelah dicairkan. Mimik wajah dokterpun sudah keliatan beda, meskpun ia menggunakan masker, saya masih bisa membaca wajahnya yang tidak sesumringah waktu pagi tadi saat menginfokan kualitas embrio bagus yang kita miliki dan kemungkinan akan bisa menjadi kembar nantinya. 

Di pagi itu dokterpun sampai bilang, "gpp kan bu pak kalau kembar", "oh ya gpp dok kami senang saja". Dan jelas terlihat di detik-detik menjelang transfer mimik mukanya  jelas berbeda. Meski begitu, sayapun menegaskan kepadanya, "apa ini masih oke kah dok, perlukah di gantikah", dokter bilang "iya bu masih ok, masih gpp kita coba masukan ya", mungkin menurutnya kita coba dulu, karena memang gak ada salahnya, dan semoga embrio ini malah nyaman di tempat aslinya, dirumahnya sendiri, di rahim ibunya. Sayapun pernah dapat kisah penyemangat kalau embrio kualitas poor bisa berkembang malah menjadi baby twin. Jadi saya harus percaya kalau kualias embrio saya miliki itu bagus-bagus semua dan berkembang dengan baik.


Picture: Pexels.com


Embrio Excellent dan Good

Sebenarnya ada keraguan di hati kecil saya, apa bener ini kualitasnya masih oke untuk di masukkan, apa bener mereka masih bisa survive untuk berkembang di rahim saya, apa kualitasnya masih sebagus di awal excelent dan good. Dan benar saja percobaan FET pertama kita di bocah indonesia waktu itu, gagal. Saya harus menelan pil pahit sekali lagi dengan hasil beta hcg setelah 2ww hanya 0.2 saja. Sedih, bingung dan mencoba mencerna kenapa bisa begitu, kenapa mereka (embrio) yang dinilai unggul ini kok malah jadi begitu ya, gak survive dan gak bisa berkembang dengan baik di rahim. Semua berputar di kepala saya. Rasanya masih sulit menerima, kalaupun memang gradenya poor dari awal, mungkin kami akan lebih mudah menerima, tapi ini kan gradenya excelent dan good lho. Susah sekali menerima hal ini. Entahlah apa rencana Allah pada saya dan suami saat ini dan di kedepannya.

Meski embrio ini dinilai excellent dan good dari dokter embrio, tapi tidak memastikan kualitas kromosomnya bagus seperti itulah yang terjadi. Saya rasa dilihat dari proses pencairannya saja mereka sudah tidak bisa survive, sudah turun grade'lah kalau bisa dibilang. Turun dari awal yang sangat bagus ke kualitas kurang bahkan buruk kalau bisa di umpamakan. Memang dokter juga pernah menjelaskan, tingkat stres embrio itu pada saat pembekuan, pencairan, check point dan selanjutnya biopsi pada saat PGTA (kalau mau cek detail kromosomnya), kasian ya embrio-embrio itu harus berjuang bertahan hidup di kondisi yang gak mengenakan. Jadi, kami pikir penjelasan tersebut sangat logis, dan yang paling utama dari kasus ini adalah kami belum mendapatkan ridho Allah untuk benar-benar memiliki keturunan.


Picture: Pexels.com


Mental Yang Lebih Jatuh Dari Sebelumnya

Setelah kejadian ini membuat saya kepikiran naik turun. Kadang serasa gak peduli dengan yang masih ngekos di sana, alias yang masih tersisa dan di bekukan. Pertanyaannya apa benar mereka kualitasnya benar-benar bagus seperti dari kaca mata para dokter embriolog atau sama aja dengan sudah maju duluan di FET pertama kemarin. Segalanya bisa terjadi, tapi itulah yang menghantui saya. Ketidakpastian ini. Tapi saya berusaha berfikir positif kalau Allah mungkin sedang menyelamatkan kami. Meski begitu, apapaun yang saya rasakan pada kenyataannya saya harus berfikir logis kalau masih ada tabungan yang menunggu, ya kita masih punya 7 embrio lagi,  2 kualitas excelent dan 5 good yang dibekukan.

Bulan berganti bulan dan saya masih belum sepenuhnya mau lanjut untuk yang mencoba FET selanjutnya. Kami berdua pun berusaha ikhlas tapi memang ikhlas itu tidak mudah, hanya perkataan di mulut saja. Saya sendiri masih suka berfikir kalau yang kemarin nasibnya begitu, gimana yang di masih di freeze, apakah  juga sama? Rasanya malas banget untuk kembali mencoba, bahkan gak ada pikiran dalam waktu dekat untuk mencobanya kembali. Kali ini saya benar-benar kena di mental. Sampai kadang iri melihat wanita diluar sana yang bisa hamil gratisan  (kalau bahasa saya), alias hamil alami tanpa harus mengalami proses panjang seperti saya. Bahkan kalau bisa dibilang proses di bocah indonesia ini sangat amat panjang, kami memulai dari tahun 2021, FET pertama baru di bulan maret tahun 2022 dan gagal.

Memang di akui proses di bocah indonesia ini jauh lebih panjang daripada di ferina. Dan entahlah, sampai kapan kami akan melalui terowongan gelap ini. Apakah ujungnya masih jauh, atau sudah dekat?

Suami sempat menyadarkan kalau kita gak maju lagi, kita hanya punya satu hasil, yakni gagal. Sedangkan kalau kita maju lagi kemungkinannya dua, berhasil atau gagal. Ya memang betul itu, saya juga bilang kalau gagal lagi gimana? katanya, yasudah yang jelas kita udah berusaha. Saya cuma bilang kalaupun gagal, saya gak mau marah kepada takdir, dan cuma bisa mencoba berusaha ikhlas dengan apa yang sudah ditakdirkan.  Saya hanya bisa lakukan yang terbaik, dan saya itu cuma mau bahagia. udah itu aja!!! Last saya bilang kepada suami dengan di titik hampir putus asa,  kalau gak ketemu dia (anak) di dunia, mungkin ketemunya di akhirat, sambil mewek, ah sedih banget pokoknyalah...


Kunjungi juga channel youtube saya

👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇





Kisah Inspiratif

Ini tuh seperti kisahnya seorang mahasiswa yang akan sidang skripsi dan berhadapan dengan dosen penguji yang dinilai sering banget gak meloloskan mahasiswa yang ia uji. Ada aja kesalahan para mahasiswa dimata dosen killer ini, sampai ia gak mau atau susah ngasih nilai bagus para mahasiswa yang di uji skripsi dan mereka kebanyakan berakhir ngulang. Berita ini sudah populer di kampus, kalau dosen ini dinilai dosen killer. Awalnya anak ini ketakutan, bahkan amat sangat takut. Yang ada di dalam pikirannya gimana kalau gak lulus, gimana kalau mesti ngulang, jadi mesti bayar kuliah lagi dong, dan mesti ngulang semuanya dari nol lagi. 

Tapi akhirnya ia mulai bisa berfikir dengan jernih, kalau gak lulus yaudah ngulang. Paling jelek ya harus mengulang semuanya  dari nol lagi, ortu dan beberapa orang terdekat pasti akan kecewa, ya mau gimana lagi itulah yang di dalam pikirannya.  Orang tua yang awalnya marah juga akan percuma kalau terus-terusan marah, selebihnya lama-lama mereka juga akan di ikhlasin kalau anaknya akan ngulang lagi. Yasudah hadapi kalau sampai besok ngulang, menurut pikirannya begitu. 

Dan akhirnya ia berhasil berdamai dengan kegagalan, ketakutan, kecemasan, dan masalahnya. Singkat cerita, akhirnya apa yang ia takutkan itu gak ada yang terjadi, ia lulus dengan nilai bagus dan semua berjalan dengan lancar. Ketakutan yang sebelumnya itu, seperti sedang menguji mentalnya. Apakah ia siap, apakah ia kuat melawan masalah terburuk yang belum pasti terjadi. Kecemasan yang berlebihan itu telah menghantuinya setiap waktu sebelum sidang, yang nyatanya malahan gak terjadi. Setelah ia ikhlas kan dan pasrah dengan ketakutannya dan masalahnya, ia malah mendapatkan jawabannya. Dan itulah yang terjadi dengan saya saat ini.

Ikhlas sepenuhnya dengan takdir Allah,

Pasrah sepenuhnya kepada takdir dan kuasa Allah,

Saya hanya bisa lakukan terbaik dengan segala usaha.

Jangan ngontot, jangan ngatur Allah, maka kamu akan dapatkan jawaban yang paling indah.

Ketika saya ikhlas,  pasrah dan menerima semua kemungkinan terburuk atau kegagalan itu, malah allah memberikan jawaban terindahnya.


Jawaban Terindah Dari Allah

Setiap solatpun saya berdoa menginginkan yang terbaik. Kalaupun ia beneran hadir jadikanlah pembawa kebaikan dunia dan akhirat. Kalaupun tidak atau belum, kuatkan hati ini untuk ikhlas menerima semuanya. Dengan hati yang penuh berharap dan bersandar kepadaNYA, disitulah keajaiban terjadi pada kami, setelah 2ww dan cek lab hasilnya saya dinyatakan hamil dengan kadar betahcg 1,278 ditahun 2022. Masya allah tinggi banget, jauh lebih tinggi dari yang dulu di ferina di tahun 2019. Tumpah sudah tangis bahagia kami saat terima hasil lab di siang itu.


Baca juga :


Inilah yang saya rasakan selama 2ww

Saya merasa di badan lebih sengsara dari FET sebelumnya, beberapa gejala saya dapati dan saya masih mengira kalau saya seperti sedang sakit, masuk angin atau sakit lainnya. Eh malah gejala yang di nanti 😍😍

  • Badan hangat hampir setiap malam, karena ac kamar gak bisa suhu rendah sedikit saja saya kedinginan, meskipun begitu saya tetap terus menggunakan kaos kaki setiap kedinginan,
  • Payudara sakit, tidur miring ke kanan atau ke kiri rasanya gak enak,
  • Kelelahan, padahal gak ngapa-ngapain tapi kok rasanya badan lelah banget,
  • Lebih sensitif, gak bisa liat konten di medsos yang menyentuh aja bisa mewek,
  • Mulut terasa gak enak, rasanya aneh,
  • Gampang ngantuk, biasanya saya gak pernah tidur siang. Tapi di 2ww ini rasanya lebih gampang tidur siang,
  • Setiap pagi bangun tidur badan selalu outomatis molet (kayak baby baru bangun tidur) dan ini refleks,
  • Di hari ke 9 setelah FET, perut bagian bawah berasa lebih kerasa keram beberapa saat, seperti ada tekanan dari vagina ke perut bagian bawah,
  • Perut sering terasa gak nyaman banget sesekali dari setelah FET, dan ternyata setelah progynova di stop rasa gak nyaman itu menghilang, 
  • Ada keputihan bening di beberapa hari trakhir menuju 2ww selesai, tapi tetep dokter berpesan jangan gunakan pentiliner, jadi sering-sering ganti celana dalam saja,
  • Keliyengan yang suka datang sesekali,
  • Perut yang berasa penuh dan sebah. Dan kalau penuh sedikit saja berasa mual pengen muntah.

Picture: Pexels.com



Beberapa kondisi itu menyerang saya saat 2ww. Karena saya merasa lebih cuek yang kali ini dan rasanya sudah cape berharap tinggi makanya saya abaikan semua gejala itu. Tapi meski begitu saya tetap memperhatikan dengan seksama gejala-gejala yang saya rasakan ini. 

Saya tidak lagi bersikap seperti dulu lagi, dimana setiap 2ww di FET sebelum-sebelumnya hanya di kamar tidur, tiduran, nonton tivi atau kejar film series di netflix, bolak balik toilet tanpa ada aktivitas lainnya. Sedangkan 2ww kali ini, selain saya merasa bebas karena lebih banyak sendiri (karena suami sudah wfo), saya putuskan mau beraktifitas seperti biasa saja, meski dengan sangat hati-hati. Seperti bersihkan tempat tidur pakai penebah, geser-geser sedikit tempat tidur yang ukurannya besar (umayan effort dan berat memang), lalu bersih-bersih rumah dengan nyapu keseluruhan dalam rumah dan sesekali bersihkan debu yang menempel. Kegiatan ini saya lakukan after 3 hari setelah transfer embrio. 

Saya benar-benar banyak bersikap cuek dan gak mau ambil pusing dengan hasil yang nanti di depan mata. Saya cuma berfikir, jadi ya jadi aja, enggak yaudah enggak. Sama sekali gak ngoyo dengan hasil, karena memang sudah gagal berkali-kali. Jadi jika kali ini aktivitas 2ww cuma  bedrest setiap hari, sungguh sangat big no no. Selain aktivitas itu semua, saya juga lebih banyak di depan laptop dan bahkan sesekali buat konten video yang mengharuskan harus editing sekian jam di depan laptop. Gak ada pikiran lain saya berusaha untuk tetap santai di 2ww ini, tidak berharap tinggi dan pasrah terhadap takdir ilahi. Saya berfikir, saya sudah melakukan segalanya yang terbaik, jika memang masih belum hasilnya yasudah. Allah paling tahu apa isi hati saya.

Di hari pengumuman hasil laporan 2ww, paginya saya dan suami pergi ke lab prodia daerah matraman. Karena ini tempatnya dipusat, tentu hasilya bisa lebih cepat. Perkiraan jam 8 ambil darah, artinya jam 11 saya sudah bisa menerima hasilnya via sms yang mengarahkan link untuk masuk ke aplikasinya prodia.

Kalau di tanya perasaannya gimana di hari terima rapot kali ini, asli beneran saya masih cuek. Dari 2 minggu menunggu hasil, saya beneran kayak bersikap masa bodo dengan semuanya. Gak ada yang namanya ekspektasi tinggi, apalagi lebih. Karena memang bayang-bayang kegagalan itu seperti terus menghantui. Apalagi kegagalan trakhir di 6 bulan lalu FET pertama dengan angka 0.2 membuat saya pasrah sepasrah-pasrahnya terhadap hasil ini. Karena memang sepenuhnya takdir ini milik Allah. 

Meski begitu dibalik rasa cuek ini, dari awal transfer embrio hati saya bilang dan meyakini, "kalau jadi, ya jadi aja, dan ada sebersit hati kecil yang bicara bahwa aku percaya embrio no,14 yang menjadi salah satu embrio yang terbaik yang dimasukan ke dalam rahim ini. Apakah kita berjodoh? no.4 dan no.14 baik-baik ya di dalam. Hanya kata-kata itu yang saya yakini, jadi saya sama sekali gak membatasi ruang gerak saya sendiri selama penantian masa 2ww. Masih dengan catatan semua saya lakukan dengan perlahan agar tidak mengganggu mereka dalam berkembang dan bisa sukses menempel di tempat yang mereka mau.

Kembali ke masa menit-menit membuka aplikasi, karena yang buat akun saya adalah suami, dan saya gak tahu passwordnya. Jadilah menunggu ia selesai mandi dulu saat itu. Dan setelah menunggu beberapa menit akhirnya ia keluar dari kamar mandi, kami pun membuka bersama surat online dari prodia di siang itu. Sesaat sebelum dibuka suami bilang, "apapun hasilnya kita harus pasrah dan ikhlas", Saya bilang, "iya", sambil tarik nafas. Dengan perasaan yang tadinya tiba-tiba campur aduk dan gemeter, seketika berubah menjadi lebih kalem karena mendengar kata-katanya suami yang membuat lebih tenang hati ini.

Hasilnya beta hcg saya di angka 1.278, woww!!!!    Angka yang masya allah. Langsung dengan spontan saya nangis dengan mengucap masya allah, tabarakallah, alhamdulilah, allah baik banget. Sangat-sangat di luar ekspektasi. Langsung nangis kejer, tentunya nangis bahagia... duh udah kayak di sinetron aja, derai air mata sungguh susah membendung ekspresi saya saat menerima laporan hasil tes siang itu.

Memang dulu pernah berkhayal punya hasil laporan 2ww yang tinggi seperti pada kisah-kisah sukses yang pernah saya denger sebelumnya. Dan di percakapan saya dengan ibu mertua di 2ww belum lama ini, beliau sempet bilang, "di atas 400 lah nit". Mungkin mengingat dulu pernah mencapai 468 di awal ivf di ferina surabaya. Tapi di saat itu, saya punya pendapat sendiri dan percaya diri bilang, "1000an lah bu". Dan Allah menjawab doa saya yang minta di angka 1000 bahkan lebih dari 1000, masya allah tabarakallah..

Seperti anjuran perawat juga dokter, setelah hasil untuk segera infokan dan keesokannya kita harus kontrol ke dokter cyntia. Saya langsung DM Instagram beliau dan juga info ke perawat supaya dibuatkan janji ketemu besokannya dengan dokter.


Baca juga :


Kontrol Ke Dokter Cyntia 1 Hari Setelah Hasil 2ww

Kami dapat jadwal 10.30 untuk ketemu dokter. Dan siang itu ternyata bocah indonesia sedang ramai. Sebelum ketemu dokter saya sempat ada kendala, lantai yang menghubungkan ke bocah indonesia di lantai 7 teryata sedang rusak. Dan harus melewati lift lain yang cuma sampai lantai 6. Dengan sangat terpaksa, dan juga atas izin dokter akhrinya saya lewat lift lain yangbisa menghubungkan sampai lantai 6 saja dan 1 laintaya terpaksa lewat tangga. Ah, musuh banget kan... tapi sesuai saran dokter karena terpaksa akhirnya saya jalan secara pelan-pelan banget menaiki anak tangga dengan berhenti di per satu anak tangga supaya yang baru berkembang di dalam rahim ini aman. Begitu seterusnya sampai mencapai lantai 7 tempatnya bocah indonesia, alhamdulilah akhirnya sampai setelah drama pertanggaan.

Saat ketemu dokter cyntia beliau juga happy atas kesuksesan ini. Oh ya satu pasangan yang barengan kami FET waktu itu pun juga berhasil katanya. Dan kamu tahu berapa beta hcg si mba itu? 3000an dong. "Gilak, asli gilak gak sih, apa yang mereka lakukan sampai di angka yang setinggi itu yaaa", dalam hati saya. Saya aja yang dapet angka ini sudah syukur alhamdulilah banget.. mereka kok bisa tinggi banget ya, asli keren banget, ikutan happy juga dengernya, masya allah...

Lanjut, dokter cyntia dengan wajah sumringah bilang selamat ya bu, ini kehamilan yang aman. Level aman pertama di angka 50, level aman kedua di angka 300, dan level aman ketiga di angka 1000.
Dan ibu sudah aman di level tiga. Oke lanjut aja kita cek usg transvaginal ya, buat cek kantong.

Dalam hati, "hah cek kantong", kan ini baru aja pengumuman hasil 2ww. Saat di cek dokter nyari-nyari dimana kantongnya, dan akhirnya ketemu, ya allah baru kali ini liat kantong. Dulu di ferina setelah positif dinyatakan hamil itu, masih harus nunggu 3 minggu lagi buat liat kantong, dan itu pun gak kesampaian. Tapi disini, baru aja dinyatakan hamil besokannya udah bisa liat kantong bahkan yang gak nyangka juga langsung bisa denger detak jantungnya, masya allah tabarakallah.

Ukurannya masih kecil, sangat kecil dan di monitor usg terdetect 5w2d, ya allah gak nyangka bisa secepat ini liat kantong. Dokter pun bilang, “pak, bapak gak mau foto ini pak”. Suami saya, yang masih bingung langsung keluarin hp di sakunya dan buru-buru foto, maklum masih gugup dan bingung dengan semua ini. Meski suami dapet foto lewat hpnya, kami juga dapet foto langsung dari print screen monitor usg, alhamdulilah.

Saat pulang saya masih di resepi beberapa obat yang sebelumnya sempat di konsumsi, selain progynova. Oh ya hal yang berbeda dari proses FET kali ini dari sebelum-sebelumnya adalah adanya tambahan suntikan pengencer darah merek Antiten-A 0,4ml yang harus di suntikan suami ke perut saya setiap malam selama kurang lebih 14 hari pertama saat 2ww, lalu 14 hari kemudian setelah pengumuman 2ww. Dan selebihny 3 hari sekali dengan total suntik ini selama 40 hari. Harga persuntikan antiten kurang lebih 400 ribu. Yang dirasakan dari hasil suntikan di seputar daerah yang di suntik itu perih, panas, sakit dan efeknya membiru di sekitarannya. Selanjutnya kami harus menunggu 4 minggu lagi untuk cek usg selanjutnya. Atau mulai memasuki kontrol kehamilan seperti orang hamil pada umumnya. Alhamdulilah…


Baca juga :

Trimester 1, Keberhasilan IVF di FET Ke 2 Di Klinik Bocah Indonesia - Tangerang (Part 8)




Kunjungi juga channel youtube saya

👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇






Post a Comment