Child free, surogasi dan donor sperma, jadi merasa lebih modern ?

 



"Hidup ini udah berat ngapain mesti nambah beban lagi sih? pake segala punya anak. Merawat dan meliharanya tuh tuh gak gak gampang. Lagian juga populasi dunia ini kan sudah over, daripada nambah anak, mending ambil anak asuh aja, kan sama aja tuh".


Awet muda dengan child free ?

Nah mungkin kurang lebih beberapa orang berargurmen seperti itu di luaran sana menganggap anak sebagai beban hidup. Hidup akan tambah berat dan beban kalau di tambah dengan kehadirannya anak. Entahlah kadang saya berfikir perkembangan zaman dengan segala kecanggihan tekhnologinya gak lantas membuat orang-orang pintar ini berfikiran cerdas, cerdas dalam arti yang sesungguhnya.

Dari salah satu influencer atau artis tanah air, kita dihebohkan oleh fenomena child free yang mereka anut. Sempat viral dan memang jadi hal yang aneh di negara kita.  Buat saya sih sebenernya terserah ya. Toh itupun keputusannya mereka. Cuma.... tolonglah tidak usah terlalu di gembar gemborkan. Media mendukung dengan hal ini dengan memviralkannya. Jadinya seolah hal ini sebagai suatu pemikiran baru yang sekarang lagi trend. Dan parahnya sebagian orang menganggap ini hal yang normal lho. 


Baca juga :



Seperti tingkahnya salah satu influencer yang bermukim di eropa. Ketika ada salah satu followers atau fansnya yang berkomentar tentang kagumnya ia terhadap wajah idolanya yang awet muda ini, yang dibilang padahal masih usia 30an sedangkan ia merasa kalah padahal usianya  masih 24 tahun.  

Apapun yang si influencer itu jawab sebenarnya terserah ya, cuma masalahnya lagi-lagi influencer ini menggaungkan hal-hal atau penyebab ia awet muda dikarenakan ia gak diribetin dalam mengurus anak.  Seperti sedang mengkampanyekan child free itu menyenangkan lho. "Ini semua karna saya gak urus anak, jadi bisa tidur 8 jam sehari, bisa botox, dan hidup bebas keriput". Statement itu sepertinya kasar ya, dalam tanda arti mengejek para wanita yang mempunyai anak. Menghina kalau punya anak itu hanyalah suatu beban yang memberatkan hidup. Seperti hidup tanpa anak itu adalah kebebasan.

Sudut pandang saya mengatakan terserah ya jika memang itu yang anda anggap benar. Tapi tolonglah anda itu adalah public figure, seorang influencer terkenal yang mendapatkan sorotan dari masyarakat tentang semua apa yang anda lakukan. Bagi saya sendiri siapapun itu jika ia memang merupakan tokoh terkenal, populer, pejabat, petinggi atau siapapun ya jangan asal ngomong kalau di depan public. Anda itu pusat perhatian di masyarakat. Jadi berikanlah contoh yang baik. Kalaupun prinsip hidup anda itu tidak sesuai dengan norma umum di masyarakat ya sampaikan dengan baik, bukan dengan jawaban yang seperti tidak mendidik atau seakan seenak udelnya sendiri. Jawaban ini sama sekali tidak mencerminkan seorang yang muslimah yang intelek, berprestasi, muda dan berakhlak baik. 


Pic : Pexels.com/ Emma bauso

Kenapa bisa seheboh itu, kenapa warga indonesia bisa semarah itu? Dan saya salah satu bagian dari masyarakat yang kesal dengan attitudenya yang sama sekali kurang. Mungkin ini bagian dari salah satu kekesalan saya sebagai sesama muslimah yang merasa melihat cara berfikirnya makin kesini makin ngaco yang segala sesuatu dilihat dari segi persperksifnya yang serasa benar tanpa melihat lebih dalam dari kaca mata agama. Sangat amat disayangkan!

Pertanyaannya jika memang benar ada luka batin dari masa kecil kenapa harus di umbar? kalau ada ada yang di sembunyikan seperti penyakit atau lainnya kenapa harus di banggakan dan di bold statement child free tersebut?  Sehingga seperti sedang berkampanye. 

Tidakkah orang-orang yang yang dengan bangga mengkampanyekan child free ini telah melukai perasaannya para para pejuang garis dua, para ibu yang susah payah membesarkan anak dirumah. Dan terutama ibumu. Terhadap sesama wanita harusnya berempati, bukan? tapi saya pikir rasa empati itu sudah ilang dengan pemikirannya yang membenarkan tentang feminisme, patriarki dsb.

Mungkin mereka bisa berfikir, "Ini badan gue, ini keputusan gue, kenapa anda yang sewot?" Jika anda muslim ataua muslimah yang tahu perintah dan sunnah rosul itu seperti apa, saya rasa pikiran ini tidak pernah ada. Kita sebagai muslim yang baik seharusnya tahu bagaimana menuruti perintahNYA itu jauh lebih utama daripada mengikuti hawa nafsu, ego pribadi dengan segala alasan di belakangnya.


Pic : Pexels.com/ Leah kelley


Kaum muda yang katanya modern

Di channel youtube artis terkenal lainnya, saya juga menjumpai pemikiran-pemikiran yang membuat saya bingung. Apakah ini yang dibilang modern? ketika saya menjumpai scene dimana beberapa anak muda  menertawai seorang oma yang hanya berkeinginan anak, cucunya berkeluarga hidup damai berumah tangga dengan bahagia. Tapi disini celetukan-celetukan mereka saat menjawab nasihat oma sangat amatlah miris buat didengarkan. 

Kalau dilihat dari style kehidupannya, sudah jelas mereka seperti anak muda modern yang seakan tahu akan segalanya yang terjadi. Mereka menganut paham liberasime yang menjadi simbol kebebasan mereka, dengan segala kehidupan sosialisasi yang jamak. Membuat mereka serasa telah berhasil paham dan membaur kalau di era modern ini, kita itu bebas lho menentukan kemana arah hidup kita, yang penting bahagia. Ya betul yang penting bahagia, tapi bukan bahagia dengan cara yang nyeleneh. Yang menyalahi norma masyarakat dan agama juga kodratnya sebagai manusia. 

Dengan gaya sok anak muda kekinian, mereka merasa benar di depan orang tua yang mereka anggap kuno. Sehingga saya merasa peimikiran ini sudah mengkhawatirkan. Anak muda yang merasa benar padahal ia sedang tersesat.

Saya percaya meski kami berbeda keyakinan, tapi oma masih di jalur yang benar cara berfikirnya. Yang menginginkan keluarga besarnya harmonis, berumah tangga punya anak dan hidup bahagia secara garis keturunan. Dan berikut tanya jawab mereka dengan oma yang usianya sudah sepuh yang sudah menjalani asam manis kehidupan di depan para cucu-cucunya.


Diantara mereka bilang, "Kalau aku gak mau nikah gimana oma?"

Oma, "gak bolehlah, hidup itu ya harus menikah dan berumah tangga"

Salah satu diantaranya, "kan bahagia gak perlu menikah"

Salah satu diantaranya, "kan punya anak juga gak mesti nikah, sekarang itu ada surogasi, donor sperma, donor telur dan lainnya lho oma, udah modern sekarang ini oma.

Tapi oma tetap kekeh dengan pemikirannya sendiri, sedangkan beberapa para muda mudi ini dengan tawanya yang lebar berpendapat pikiran oma masih kolot, masih mikir seperti di jamannya dulu.

Oma pun tetep kekeh, kalau sampai mereka punya anak tanpa menikah oma gak mau mengakuinya sebagai cucu. Tapi mereka tetap menertawakannya.

Sungguh sangat miris, anak muda yang bertingkah seperti ini.


Dari sini saya tuh gemes ya, kenapa mereka bisa menertawakan oma, orang tua yang sudah sepuh yang sedang menasehati mereka, tapi mereka malah menertawakan  dengan tawanya yang lebar seperti sedang menghina pemikiran oma. Mereka menertawakan segala celotehan orang tua ini, seperti anak sableng, bandel yang merasa dirinya benar. Dan oma itu cuma orang tua yang kolot dan jadul pemikirannya.

Kalaupun mereka dibelakangnya pernah ada pengalaman sakit hati, sampai enggan menikah atau apapun itu, ya sudahlah. Tapi caranya mereka menimpali orang tua itu sudah sangat tidak sopan dan sangat tidak beretika. Mereka mengganggap mereka modern, benar dan pintar. Tapi nyatanya pinter yang keblinger.

Pic : Pexels.com/ Asad photo maldives


Pinter Tapi Keblinger

Norma etika, tatanan aturan sosial dan agama seharusnya memang di patuhi. Apalagi jika kamu seorang muslim sudah jelas di agama kita semua aspek kehidupan ada aturan ketatnya. Alquran, hadis sudah banyak menginformasikan akan larangan-larangan yang harus di jauhi dalam berkehidupan. Jadi gimana bisa, punya anak tanpa menikah?

Sorogasi saja pun itu dipertanyakan lho. Karena yang mengandung itu bukan ibu aslinya, alias ibu pengganti saja. Sedangkan ikatan darah yang mengalir antara dirinya  dan janin selama sembilan bulan ke janin itu nantinya bagimana? Bukankah sahnya seorang anak karena berasal dari darah daging ibu bapaknya yang sah? Kalaupun bukan ibu aslinya dan akansah menjadi ibu jika bayi ini sudah menyusui sampai 5x persusuan, maka baru jadilah ibu persusuan. 

Lalu juga dengan donor sperma atau donor telur itu bagaimana bisa begitu? kenapa orang hanya mau enaknya aja kalau mau punya anak. Sedangkan islam mengaturnya dengan sebegitu jelas. Apalagi masalah keturunan, jangankan anak angkat (yang bukan kita orang tua aslinya), anak hasil donor sperma atau telur di jelas dipertanyakan lho. Anak itu hadir ke dunia itu setengahnya berasal dari gen yang tidak sah secara agama, tidak dalam sebuah pernikahan yang sah. Lalu kedepannya bagaimana dengan hak warisnya si anak? Jika ia berasal dari gen si pendonor. Ia harus mencari dulu dimanakah bapak aslinya, atau ibu aslinya? Bagaimana bisa keluarga bisa bahagia dengan berprinsip hidup dengan hidup bersama ibu atau bapak saja. Semua  silsilahnya nanti kedepannya juga dipertanyakan dan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah subhanahuata'ala. Bagaimana bisa ini jalur punya anak tanpa menikah dan dibilang ini modern. Semodern-modernnya teknologi, jika keluar dari aturan agama itu hanyalah omong kosong. Dosa besar!

Dan yang terheboh mengenai child free, bagimana bisa pasangan muslim menganut child free? sekian banyak pasangan diluar sana rela berani mengeluarkan uang ratusan juta hanya demi punya anak via IVF (bayi tabung). Sedangkan mereka yang tidak ada masalah kesuburanya, dengan seenak udelnya berikrar kita child free. Apakah mereka tahu apa yang mereka gaungkan itu suatu kesalahan berfikir, "keblangsak" lah kalau bisa dibilang, dan jauh dari tuntunan agama? Lalu pertanyaannya, bagaimana dan sejauh mana anda mengenal agama anda sendiri ?

Salah satu tujuan menikah ya punya anak, beda halnya jika sudah ingin tapi Allah belum berkehendak. Beda jika memang ditakdirkan tidak punya anak. Tapi pada hakikatnya, anak adalah anugrah, karunia. Dimana karunia itu melebihi rezeki yang tidak ternilai dengan dengan harta lainnya. Entahlah saya hanya geram, kesal dan gemes mungkin ya melihat fenomena pemikiran anak muda jaman sekarang yang sudah salah kaprah, pinter tapi sayang pinter keblinger. Ngakunya modern tapi nyatanya keblangsak.


Pic : Pexels.com/ Arthur brognoli


Pluralisme dan liberasime yang menyesatkan

Saya rasa jaman boleh maju dan canggih, tapi jika cara berfikir yang ngawur, maka tunggulah kehancuran suatu bangsa.

Presiden pun yang punya istri banyak di jaman dulu, ketika sekarang yang masih tersisa cicitnya. Mereka akan dengan bangga menjabarkan silsilah keturunan nenek moyangnya. Kebanggan satu darah, berprestasi dan jelas silsilahnya. Apalagi kaum kerajaan, dari raja, ratu, yang menghasilkan anak, cucu dan cicit pasti dengan bangga memerkan silsilah keluarga mereka di dinding istana kerajaan untuk pengetahuan generasi selanjutnya. Trus apa jadinya kalau silsilah itu gak ada? karena si raja a punya anak dari sel telur perempuan mana tau, atau ratu yang tiba-tiba punya anak padahal janda dan ia dapatkan dari donor sperma laki-laki mana tahu. Atau raja dan ratu memutuskan child free. Bukannya aneh? Jelas keputusan bodoh itu akan membuat generasi selanjutnya hilang. Maka tinggal menunggu saja kerajaan itu akan musnahcepat atau lambat.

Saya masih gak ngerti dengan apa yang terjadi saat ini, ketika LGBT banyak di legalkan di sekian banyak negara, punya anak tanpa menikah itu wajar, menikah sesama jenis itu wajar karena mereka bisa juga kok punya anak. Padahal kita tau sendiri kita ada di dunia ini karna adanya ibu dan bapak, karena kita tahu mana ibu dan bapak kita yang sah dalam satu pernikahan. Kita bangga akan ibu dan bapak kita yang menikah sah dan menghasilkan kita yang sekarang ini. 

Trus kalau ada wanita yang gak bisa atau gak mau mengandung bisa pake jasa rahim wanita lain, pasangan-pasangan yang berkomitmen gak mau punya anak, itu bagaimana kelanjutan keturunan itu di kedepannya nanti? Belum lagi para pemuda pemudi yang udah meles menikah karena tuntutan ekonomi yang tinggi. Dimana silsilah keluarga sudah tidak penting lagi saat ini. Dimana keturunan yang sah sudah tidak prioritas lagi. Laki-laki tanpa malu pakai baju wanita, wanita yang merasa independen dan tidak butuh laki-laki dianggap wajar. Sungguh jaman sudah makin gila!

Bagaimanapun keturunan yang di hasilkan dari pasangan yang sah, yang kan menghasilkan anak kandung satu darah daging dari kedunya itu lebih Allah ridhai. Bukan dengan cara lainnya!!

Pemikiran yang beneran ngawur itu hanya akan membuat Allah murka, dan membuat kehancuran besar di suatu bangsa. 

Seseorang yang berilmu, apalagi cerdas di dalam bangku sekolah dan kuat juga ilmu agamanya, insya allah pemahaman yang salah kaprah ini tidak akan pernah ada. Ia akan berpegang teguh dengan segala aturan agama, ia tau betul mana yang dilarang dan mana yang diperintahkan. Kebobrokan saat ini dikarenakan dikalangan kita banyak yang pinter IQnya tapi minus akhlaknya, banyak yang berprestasi tapi nyatanya perilakunya akhlaknya seperti preman di pasar, banyak yang cerdas hanya di bangku sekolah tapi mirisnya nol pengetahuan agamanya. Maka dari situ dapat disimpulkan manusia-manusia yang katanya berakal itu, sekarang seperti apa kondisinya?




Kunjungi juga channel youtube saya
👇👇👇👇👇👇👇👇👇

Video : youtube/ catatan anita






Post a Comment