Film Critical Eleven, Sukses Mengaduk-Aduk Perasaan



Udah nonton film critical eleven belum guys? film yang di ambil dari cerita best seller novel karya Ika Natassa asli sukses bikin saya mewek di tengah-tengah kursi bioskop, beberapa kali sesenggukan tapi tetep berusaha tetep nangis cantik (biar gak ketahuan). Jujur aja saya belum beli novel yang katanya best seller ini. Ini pun saya penasaran nonton dikarenakan traillernya yang menggelitik saya buat pengen banget nonton. So saya menunggunya 2-3 minggu sebelum filmnya release di tanggal 10 Mei 2017 ini.






Bintang - Bintang Bertaburan :
Ngomongin mengenai critical eleven, pasti topik utamanya adalah, siapa sih bintangnya? wah tentu saja udah pada kenal sama Reza rahardian dan Adinia Wirasti dong ya. Yang satunya sudah melalang buana di perfilman indonesia di beberapa tahun trakhir di berbagai judul film dan yang satunya kita tahu dari bintang jaman SMU di AADC. Yang belum nonton pasti terbesit emang cocok ya ? nah ini, makanya nonton, disini di film ini mereka cocok banget bangun chemistrinya lho sebagai pasangan suami istri. Dari adegan mesra, berantem sampai adegan ehem ehem ranjang.

Reza Rahadian sebagai Aldebaran Risjad (Ale)
Adinia Wirasti sebagai Tanya Baskoro (Anya

Hannah Al Rashid  sebagai Tara
Anggika Bolsterli  sebagai Keara
Hamish Daud sebagai Donny
Nino Fernandez sebagai Agnes Husband
Refal Hady sebagai Harris
Slamet Rahardjo sebagai Ale's Father
Dwi Sasono sebagai Doctor
Mikha Tambayong sebagai Renata
Revalina S. Temat sebagai Raisa
Astrid Tiar sebagai Agnes
Widyawati sebagai Ale's Mother

Directed by :
Robert Ronny
Monty Tiwa

Music by :
Andi Rianto
Isyana Sarasvati


Film indonesia kali ini memang lebih beda dari biasanya. Kenapa? karena lebih serius jalan ceritanya, lebih dalam secara perasaan, pinter banget membuat scene-scene yang ngaduk-ngaduk perasaan cewek, alias drama banget deh pokoknya. Dan terutama lebih berani menampilkan scene mesra selayaknya suami istri, disini juga banyak banget menampilkan adegan ciuman antara Anya (Adinia Wirasti) dan Ale (Reza Rahardian).

Cerita ini sebenernya di beberapa moment mirip dengan apa yang saya alami (yah jadi curhat). Ya dipertemukan oleh takdir, ketemu, cocok dan nikah. Mirip dengan karakter Ale sang  suami yang harus beberapa kali bolak balik ke luar negeri demi pekerjaan lepas pantainya, begitupun dengan suami saya yang harus  bolak balik vietnam dengan jarak waktu yang lumayan lama (kadang 2 minggu sampai 1 bulan), tapi beruntungnya saya masih bisa numpang ke rumah ortu untuk mengusir rasa sepi sendiri. Sedangkan karakter Anya sebegitu setianya di saat karirnya di kantor sedang cemerlang dia merelakan melepas pekerjaannya demi pindah ke New York agar lebih dekat dengan tempat pekerjaan suami (meskipun masih tetap beda negara) karena Ale berada di Meksiko dan Anya di New York, 

Cinta, Takdir dan Pilihan
Pilihan untuk tetap cinta di kala mereka mendapatkan ujian berat, dimana penantian seorang anak di tunggu dan saat seminggu anak itu akan lahir, tapi Tuhan malah menentukan lain, Bayi mereka meninggal dalam kandungan seminggu sebelum kelahiran. Dimana Ale dengan antusias mendekor kamar dan semua perlengkapan bayi, Anya yang sudah siap menjadi seorang ibu, tapi Tuhan berkehendak lain. Lalu konflik terjadi dimana mereka sama-sama menyalahkan atas kondisi ini. Ya memang berat tapi disitulah cinta itu di uji. Kedewasaan, keilkhlasan atas sebuah ujian Tuhan. Syukurnya Orang tua Ale membantu proses damai mereka, meski, tetap pada akhirnya mereka jugalah yang harus mendamaikan hati mereka sendiri untuk kembali bersama dalam rumah tangga.

Pada bagian anya sendiri di apartemen new york, lalu penantian seorang anak dan kehilangannya Itu semua bener-bener mengoyak perasaan penonton, khususnya buat cewek. Yang gak nangis JAGOlah pokoke, saya sendiri benar- benar udah kebawa perasaan (baperlah klo katanya), scene, by scene udah sukses ngaduk-ngaduk perasaan. Film yang saya pikir paling cuma 90 -120 udah komplit memuat isi cerita, karena dari isi cerita novel pasti mereka sudah menyederhanakannya dengan sangat apik dalam durasi 135 menit (2 jam 15 menit).

Berbeda dengan film lainnya
Untuk Critical Eleven yang saya belum ngerti sih terlalu banyak adegan mesranya. Biasanya film indonesia yang drama itu jarang lho menampilkan ke intiman itu, tapi di film ini bisa jadi dibilang vulgar dan nyaris sudah menyamai atau bahkan mirip dan udah mengarah kiblat ke drama perfilman hollywood. Makanya enggak banget disarankan bawa anak saat nonton film ini. Buat saya pribadi sih ok saja, entah dibilang totalitas atau apapun itu, tapi saya amazing dengan sebegitu jujurnya scene by scene itu ditampilkan.

Theme Songs :
Suara dari Isyana Sarasvati dengan judu Sekali Lagi udah cocok banget dengan situasi dan kondisi Anya dan Ale saat itu.
Berikut liriknya :

Di permukaan perasaan yang dalam
Ingin sekali sebenarnya terucap
Tak diasa lagi hingga tumbuh rasa hati
Dan berakhir jiwa terasa sepi huu

Aku tak bisa terus begini
Aku tak bisa mengatakan yang sesungguhnya
Tak bisa menunggu lagi
Pesan ini ku sampaikan sekali lagi
Ku beri kesempatan terakhirmu

Tak diasah lagi hingga tumbuh rasa hati
Dan berakhir jiwa terasa sepi huu

Aku tak bisa terus begini, aku tak bisa mengatakan yang sesungguhnya
Tak bisa menunggu lagi, pesan ini ku sampaikan sekali lagi
Ku beri kesempatan terakhirmu

Teringat pertama menyentuhmu, ku tahu tak mudah jalani denganmu
Ku lewati dalamnya lembah hidup, mendaki ke tujuan si langit biru

Aku tak bisa terus begini, aku tak bisa mengatakan yang sesungguhnya
Tak bisa menunggu lagi, pesan ini ku sampaikan sekali lagi
Ku beri kesempatan terakhirmu


Kalau liat ini pemeran pamer kemesraan bikin baper ya, seakan mereka membawa kemesraan cerita film ke dunia nyata hehee, entahlah beneran bakal jadi cinta lokasi atau enggak, yang jelas kita cukup puas dengan acting mereka di critical eleven ya, hihii..

Dalam dunia penerbangan Critiacl Eleven dikenal sebagai 3 menit pertama landing dan 8 menit terkahir saat take off karena itu merupakan yang sangat krusial dalam keselamatan penumpang, karena menurut badan statistik di menit-menit itulah sering terjadinya kecelakaan.

Dalam dunia nyata saat kita bertemu seseorang dalam 3 menit pertama akan memberikan kesan oke tidaknya orang tersebut, dan 8 menit terakhir adalah penentuan apakah kita akan mau bertemu lagi dengan orang tersebut.

Cinta itu memang misteri kita gak akan pernah tahu  kapan dan dimana cinta itu akan tiba dan mendarat di hati kita, tapi setiap orang pasti sudah memiliki takdirnya masing-masing untuk menemui cinta dan bersama cinta sampai akhir hayat. Meski gelombang masalah apapun yang mendera jika kita cinta apapun bisa di selesaikan bersama, jika ada kekesalan maka akan ada juga seribu satu alasan untuk mencinta kembali.


Baca Juga :


Post a Comment