Exited! New Home

Picture : freepik.com

Setiap pasangan baru setelah dinyatakan syah menikah, pasti akan menghadapi beberapa permasalahan di depan. Mulai dari cari rumah, bagaimana mengatur keuangan untuk kehidupan sehari-hari, cicilan, kartu kredit, dan tanggung jawab bulanan atas berbagai macam hal lainnya. Semua harus pintar di atur agar kami bisa menjalani hidup dengan normal seperti lainnya.

Bicara mengenai rumah, alhamdulilah kami telah berjodoh pada sebuah rumah unik diperumahan yang berkonsep muslim sebelum kami menikah. Tepatnya 3 bulan setelah  suami saya saat itu berniat ingin menikahi saya. Rumah yang pada awalnya gak ada kepikiran untuk memilikinya. Semua begitu tiba-tiba, baik ketemu stand perumahannya di mall depan komplek rumah ortu, ngobrol sama marketingnya sampai akhirnya deal jadi fix beli. Dan kami pun juga mendapatkan promo potongan lumayan besar di pembangunan tahap 1 yang membuat suami saya tidak berfikir ulang untuk segera membelinya. Saat itu suami saya begitu antusias, sedangkan saya? masih mikir-mikir apa iya cukup biaya yang akan kita keluarkan untuk cicilan DP rumah itu, karena kami sedang fokus biaya pernikahan.

Tapi karena dengan izin Allah, akhirnya kami pun berhasil memilikinya tentunya dengan melewati beberapa tahap. Mulai dari proses DP yang seharusnya hanya boleh di cicil itu 20% dari harga rumah, tapi karena pihak perumahan mempertimbangkan kami adalah pasangan baru yang baru akan menikah dan sedang persiapan pernikahan maka mereka membolehkan kami menyicil DP 10% yang di cicil selama 8x setiap bulan. Proses DP berakhir, kami sah menikah dan gak lama setelah itu, tepatnya 3 bulan setelah menikah, kami dihadapkan pada proses KPR, dimana ternyata setelah diketahui nilainya itu lebih dari dari perkiraan di awal. Pusing pasti, tapi kami mencoba berfikir rasional untuk memikirkan gimana mencapai angka itu dalam dua tiga minggu ini. Kami pun mencoba untuk nego lagi untuk mencicilnya lagi tapi ternyata tidak diperbolehkan mencicilnya seperti DP dulu, kali ini harus cash dan siap dalam waktu dekat ini. Dengar uang KPR harus cash, otomatis suami makin pusing bukan kepalang, sampai-sampai gak bisa tidur beberapa hari, Kasian... Tapi dengan mengumpulkan beberapa dana yang ada, dari kantong A,B,C,D dan Alamdulillah semuanya terkumpul tanpa kita harus mengutang ke pihak lain.

Semua sangat dimudahkan, dan semua sudah terjadi 1 tahun yang lalu. Dimana saat ini adalah saat yang ditunggu-tunggu, proses terima kunci. Dag dig dug ser hehee.. sudah lama ditunggu-tunggu. Kenapa lama ? karena semua sepertinya harus serentak, rumah sudah rapi  jauh dari sebelum bulan puasa tapi proses masuknya air dan listriknya agaknya melambat yang membuat kami tidak bisa cepat masuk ke rumah baru.

Ternyata ya untuk mempunyai sebuah rumah itu gak gampang, bagaikan nyari jodoh. Sudah lama kami kalau sedang jalan di mall atau pusat keramaian saat melihat pameran perumahan pasti kami akan mereview brosurnya apakah cocok dengan kondisi financial kita. Meskipun belum sah tapi memang mencarinya dengan santai tanpa bernafsu harus dapatkan segera. Banyak diantara brosur itu saat melihat harga dan cicilannya, haduuh sepertinya gak sangguup.. Makanya dengan apa yang sudah kami dapat ini benar-benar sangat amazing. Karena kalau dilihat harga rumah saat ini sungguh tidak masuk akal dikarenakan kenaikan gaji seseorang pertahun kan hanya beberapa persen sedangkan harga properti itu benar-benar selangit, kurang lebih sampai 100juta lebih per tahun.

Proses KPR yang kami lalu memang tidak mudah tapi kami diberikan kemudahan, adanya penggabungan keuangan saya dan suami dan semua bentuk history financial kami berdua membuat pihak bank dapat lebih mudah menilai dan menyetujui proses pembelian kami ke perumahan dan juga mempermudah kami mendapatkan plafon yang di diajukan. Dan setelah diperhitungan secara detail juga pertimbangan akan kedepannya akhirnya kami memutuskan untuk untuk menyicilnya selama 10 tahun, dengan bekerja sama melalui bank syariah.

Kenapa bank syariah ? karena persentase yang di tawarkannya flat selama masa tahun cicilan yang diambil. Memang sih nilainya awalnya besar, tapi setidaknya angka itu tidak berubah-ubah setiap tahun. Sehingga kami tidak perlu was-was atau jantungan untuk menerka-nerka berapa persentase di tahun depan ya. Sedangkan kalau bank konvensional itu setiap tahunnya bisa berubah. Ada seorang teman saya menceritakan pengalamannya menggunakan bank konvensional. Di tahun pertama dia mendapatkan 8% tapi di tahun berikutnya angkanya berubah menjadi 13%, tentu dia panik bukan kepalang dengan persentase itu. Tapi bank itu sepertinya tidak saklek, menurut informasi dari beberapa kenalannya membuat dia berani untuk mengajukan keringanan ke bank. Setelah dilihat dari sejumlah history keuangannya, akhirnya bank pun dapat menyetujui pengurangan persentase dari yang sebelumnya dibebankannya. Saya sih beropini, mungkin bank berfikir daripada kena kredit macet dan rumah harus di over kredit lebih baik diberi keringan kepada pemiliknya kali ya, cuma asumsi aja.

Balik lagi, keuangan setiap orang tidak bisa disamakan, begitu juga dengan beban cicilan yang ditanggung tidak bisa dipukul rata kepada pengguna bank konvensional. Sebelum saya mendapat cerita dari teman, saya sendiri bersama suami memang telah matang-matang memikirkan hal tersebut. Bank konvensional memang memberikan keringanan di tahun-tahun pertama, tapi akan menjadi masalah untuk di tahun berikutnya jika ada pergerakan persentase bunga atau perubahan persentase yang dihutangkan itu bertambah besar. Dan kami pun sepakat akhirnya lebih memilih bank syariah yang flat bunga di setiap tahunnya.

Kembali ke rumah, kami sendiri masih gak menyangkan akan dapat memiliki rumah di perumahan yang berkonsep muslim tersebut. Memang benar ya semua rejeki yang tiada diduga-duga itu berasal dari Allah, subhanallah.. seperti ayat dalam al quran berikut ini :

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS Ath-Thalaq : 2-3)

Rumah itu benar-benar jodoh yang tiada di sangka-sangka. Dan saat ini kami akan bisa menempatinya, Ditahun baru di moment awal tahun yang penuh pengharapan, semoga menjadi barokah bagi kami yang ingin benar-benar memulai membangun negara sendiri disana.

Picture : pixabay.com

Oh iya rumah baru juga identik dengan segala sesuatu yang baru, beberapa furniture, elektronik, pernak-pernik, dan dekorasi sentuhan wanita atau bunga. Jujur saja saya masih bingung, bagaikan ketemu sama pacar baru, yang gak tahu mau ngomong apa dan apa yang harus saya lakukan. Saya bingung dengan semua yang baru ini. Selain untuk dekorasi dan isi rumah, saya juga bingung harus dibuat seperti apa interior dalamnya. Aneh ya, tapi itulah yang saya rasakan. 

Mengisi rumah itu sendiri selain harus di atur sesuai passion pemiliknya, juga yang paling sangat penting adalah harus disiapkan dana yang tidak sedikit pastinya. Kami yakin rumah itu akan segera terdekor sesuai dengan apa yang kami inginkan. Ya pastinya kita harus lebih bersabar dalam setiap perubahannya agar sesuai dengan keinginan kita berdua. Sepertinya saya harus mulai lebih rajin mencari-cari ide atau inspirasi dekorasi ruangan seperti apa yang saya inginkan. Tapi sebenarnya saya sudah naksir gaya dekorasi scandinavian, furniturenya yang bisa disesuaikan untuk ruangan minimalis.

Sebuah rumah baru adalah idaman banyak orang apalagi pasangan baru seperti kami, banyak orang memimpikan mempunyai rumah yang saat ini benar-benar sangat tidak murah harganya. Mungkin kamu bisa saja membeli baju baru setiap minggu atau setiap bulan, atau tas dan sepatu bermerek tapi semua itu akan kecil nilainya jika dialihkan untuk kebutuhan rumah berserta isinya.

Rumah itu investasi, kecil atau besar setiap tahun nilainya pasti naik. Dan itu merupakan investasi harga mati yang paling berharga, beda dengan kendaraan yang meski niainya hampir sama besar dengan rumah, tapi saat dijual sudah pasti akan turun harganya.

Apapun yang kita miliki sewajibnya memang harus di syukuri. Memiliki rumah itu buat saya dan suami merupakan rizki yang teramat besar bagi pernikahan kami. Semoga rumah ini menjadi sumber kebahagiaan bagi kami, surga kami, dan menjadi keberkahan penghuninya. Aamiin.. Bagaimana dengan pengalaman kamu ?

Post a Comment