Pengalamanku Naik Ojek Online


Photo by androidout.co.id

Berkendara di jakarta harus pintar milih, karena selain dituntut cepat kendaraan itu juga harus nyaman. Berlatar belakang sebagai pegawai kantoran pada suatu perusahaan swasta di jakarta mewajibkan saya untuk datang tepat pada waktunya. Tapi pasti bukan saya aja yang mengalami hal ini, banyak diluar sana wanita pekerja atau sebutannya wanita karir akan mengalami hal yang sama yakni berteman dengan yang namanya macet dan harus pintar memilih kendaraan yang cocok ke kantor. Macet dijakarta membuat orang memakai seribu satu cara mengatasinya, mulai dari naik kreta, transjakarta, sampe saat saat ini yang lagi nge'hits naik ojek online. Awal pertama kali banget nyoba ojek online belumlah seramai sekarang. 
Saat itu banyak sekali diskon atau voucher yang diberikan untuk para pengguna pertama yang unduh dan digunakan aplikasinya. Gak tanggung-tanggung, mulai dari 50ribu sampai ratusan ribu perusahaan ojek online dengan gampang kasih ke semua orang yang mau pakai aplikasi itu. 

Meskipun hanya berbeda beberapa ribu saja, tapi pada kenyataannya orang banyak banget yang pakai dan jadilah ini alat transportasi yang favorit.Bukan hanya ojek pangkalan yang merubah nasib menjadi ojek online, tapi orang kantoranpun tergiur akan hasil yang diterima. Mereka udah gak mikir bakalan berkutat dengan jalanan yang super kejam kalau macet, tapi yang dipikiran adalah kemudahannya. Semakin rajin semakin banyak customer yang diambil, maka semakin banyak juga pundi-pundi rupiah yang diterima. Yang tua, muda udah gak mau hanya melihat kesempatan yang ada di depan mata, berbondong bondong mereka melamar di perusahaan ojek online tersebut. Ibu rumah tangga, pria kantoran pun ikut juga melamar. Dengan kebutuhan yang meningkat, mereka gak tinggal diem untuk mengambil segala kesempatan yang ada.

Picture : freepik.com

Pengalaman saya naik ojek online ada bermacam-macam. Saat naik ojek, sering saya kepoin mereka dengan berbagai macam hal pertanyaaan. Dari mas atau mbak yang saya naiki motornya beragam karakternya. Ada yang ramah dan suka ngajak ngobrol ada juga yang diem aja (mungkin udah cape kali ya). Beragam cerita saya dapat dari mereka. 

Ada bapak yang bercerita kalau pendapatannya sehari gak menentu, beliau bisa ambil beberapa orang saja dikarenakan sudah tua dan katanya gak ngoyo. jadi si bapak keluar rumah setelah solat zuhur sampai malam jam 9. Kalau ditanya berapa customer yang diambil per harinya, katanya ya bisa 5 bahkan kurang. karena sibapak gak mengharuskan sekian banyak customer dikarenakan usianya.

Ada juga seorang bapak bercerita, beliau keluar setelah subuh lalu saat siang atau zuhur istirahat dan diteruskan lagi siang hari jam 2 atau jam 3, sesukanya mau kerja lagi jam berapa. beliau bisa kerja lagi sampai malam bahkan sampai tengah malam kalau memang lagi getol-getolnya. Sehari beliau bisa dapat 10 customer, bahkan lebih. Katanya jika sudah 10 customer sibapak dapat bonus, dan jika sudah 20 maka dapat bonus lagi. Tapi kecewanya, saat sudah customer yang ke-19, jam sudah menunjukan pukul 00:00 malam, dengan cerita yang berapi-api si bapak kaliatan banget kecewanya gak bisa memenihu target. Banyak customer, dan uang yang masuk gak membuat 100% happy karena si bapak harus istirahat total 3 hari di tempat tidur. Bener-bener mengancam kesehatan ya kalau udah begini. Katanya, gak usah ngoyo bangetlah yang ada malah sakit. Kalau udah sakit gak bisa kerja, kalau udah begitu gak bisa menghasilkan uang lagi.

Si bapakpun bercerita lagi, dulu saat masih baru-baru awal gabung dia bisa menghasilkan 14 juta dalam sebulan, karena tarif yang dikenakan ojek online ini mash tinggi. Dengan 100ribu per kilo dan si bapak bisa mendapatkan 75ribu perkilo saat itu bisa dinilai masa-masa berjayanya bekerja sebagai ojek online. Sedangkan kalau sekarang, udah gak bisa begitu lagi, selain pengemudi gojek makin banyak yang membuat makin banyak saingan perusahaan ojek pun juga menurunkan nilai persentase antara pengemudi dan perusahaan ojek online ini. Tentu ini berimbas pada pendapatan para pengemudi ojek lainnya. Sejalan dengan jumlah permintaan yang besar sedangkan sumber penyedia jasanya yang lebih besar maka angka yang di dapat penyedia jasa akan bisa mengalami penurunanyang signifikan. Karena pengemudi ojek yang makin bertambah banyak, maka akan membuat persaingan semakin ketat. Selain itu si bapak ini bercerita mengenai hasil ojek dikemanakan uangnya, tiap bulan apa yang didapat tiap hari disetorkan ke dealer mobil. Karena si bapak membayarkan sebagian untuk bayar cicilan mobil dan sebagian lagi untuk membayar kontrakan. Kenapa sampai berani mengambil mobil padahal gak dipakai ? katanya mobil itu kalau malam di sewakan sama wanita kupu-kupu malam, memang perbulan dia bisa dengan tenang bayar, tapi dari ceritanya sibapak cukup kecewa dengan cara si wanita ini memakai mobilnya. "Ada aja yang ilang onderdilnya mba, belum lagi kalau dia lagi mabok pernah mobil saya gak balik semalan karena terparkir di pinggir jalan. abis deh mbak mobil saya", begitu katanya. Lucu saya mendengarnya, dengan cerita-ceritanya. Perjalanan dari cipete menuju kuningan membuat saya mendapatkan begitu banyak cerita dan pengalaman bapak-bapak ojek online.

Oh iya, beda pengemudi ojek beda wawasan tentang jalan, ada yang sok tau ada juga yang nerimo aja maunya customer mau jalan lewat mana. Dari pengalaman saya untuk ambil jalan pintas, sering saya yang lebih mengarahkan enaknya lewat jalan mana yang tercepat. Tapi dongkolnya ketika saya bilang lewat jalan sini saja, si abang ojek gak mendengarkan saya dan lebih memilih lewat jalan yang menurutnya bagus. Ya bagus, berkelok kelok dan memakan waktu beberapa menit sih tapi yasudahlah yang penting sampai dengan selamat.

Bagi saya sendiri, ojek online merupakan the best transportation ever. Alhamdulilah sampai saat ini saya gak pernah mendapatkan kendala dari saat menggunakan jasa ini. Bahkan saya tertolong dengan menggunakan ojek online waktu saya gak kebuang percuma di jalanan. Kadang kalau menggunakan angkot suka kesal sendiri, sudah kepepet duduknya yang mesti penuh abess, trus dia gak akan jalan kalau belum dapat peumpang atau penuh penumpang sampai macetnya jalan yang gak bisa diterobos kalau bukan pakai motor. Kondisi jalan membuat tingkat stres makin bertambah, waktu seakan terus berjalan cepat sedangkan kemacetan gak pernah bisa diprediksi. Kalau sudah macet, siapapun cuma bisa pasrah. Tapi berhubung saya gak sabaran, saya gak pernah bisa toleransi dengan yang namanya macet, maka kalau naik angkot kena macet total yang ada saya lebih berinisiatif untuk keluar angkot dan jalan sampai menemukan angkot lainnya yang setidaknya bisa jalan meskipun merambat.

Adanya ojek online sangat-sangat membantu, meski hanya berbeda beberapa ribu dengan tarif angkot untuk saat ini bisa dikatakan orang-orang udah gak perduli. Isilahnya berapapun akan saya bayar, yang penting saya sampai tujuan dan bukan terjebak sama kemacetan. Keberadaan ojek online saat ini membantu banget buat para pengguna yang rumahnya jauh dari jalan utama yang bisa di akses angkot. Ojke online bisa bersifat ojek pribadi karena kita tinggal klik mereka datang lalu mengantarkan kita ketempat tujuan dan bayar. Bayarpun gak usah ribet bisa cash dan credit. Semua sudah dimudahkan oleh yang namanya teknologi. Belum lagi saat ini banyak fitur yang digunakan yang bisa kita bandingkan ekonomisnya dengan jasa lainnya. Tapi kemudahan-kemudahan yang diberikan ke customer itu kadang disalah pergunakan, beberapa kali saya mendengar pengemudi ojek online dikerjain sama customernya. Dimana saat customer merasa pesanannya kelamaan datang dan saat datang sudah dalam keadaan rusak sang customer gak mau nerima, padahal sibapak ojek online sudah ngantri untuk pembeliannya, sudah berjuang jauh untuk mengantarkannya dan dalam keadaan hujan dia berteduh tapi ketika sampai barang yang dipesan sang customer gak mau nerima dengan alasan yang benar-benar gak manusiawi. Perih, pedih ngeliat kondisi seperti itu. Ada ya manusia gak berhati nurani begitu, kasian kan si bapak. sungguh tega!

Suka duka para ojek online, dilewati dengan banyak keikhlasan. Banyak dari mereka mengatakan demi keluarga mas, mbak. Ya apapun kalau yang namanya demi keluarga pasti bawaannya ringan untuk dijalankan. Padahal kalau dikatakan uangnya gak seberapa, tapi jumlah yang gak seberapa itu jika di kalikan akan lumayan. Ada saja pengalaman-pengalaman yang aneh tapi nyata dari menggunakan jasa ojek online.

Malam itu saya dan suami pulang dari casablanca, karena sudah menunggu lama angkot akhirnya memutuskan kita masing-masing menggunakan ojek online saja. Beda perusahaan beda harga, ya itulah yang kita alamai, saya menggunakan **jek sedangkan suami menggunakan Ub** ojek. Tujuan kita sama-sama ke stasiun, saya kena Rp9000 sedangkan suami hanya kena Rp2500. Pas tau segitu, suami langsung kaget dong, masa iya naik ojek lebih murah banget dibanding naik angkot atau naik transjakarta. Karena gak tega akhirnya dikasihlah 10ribu plus air mineral botolan yang masih tersegel yang katanya males dibawa-bawa, udahlah kasih si bapak ojek aja biar berkah.

Dari situ saya bingung aja ya, kok bisa cuma kena Rp 2500 jangankan bensin buat beli nasi warteg aja gak cukup. Kok mau ya dia ambil orderan murah begitu ? berbagai spekulasi saya terngiang ngiang dikepala. Tapi mungkin begitulah yang namanya kerja ikhlas, berapapun yang didapat harus di syukuri dan hidup itu memang gak mudah. Makanya kalau ada orang yang udah punya harta, jabatan dan kekayaan yang gak sedikit tapi masih punya mental pengemis itu apa bukan memalukan namanya ya. Sedangkan sibapak ojek yang mau mendapatkan hasil yang gak banyak itu aja bersyukur dan ikhlas sama yang di dapat. Belajar ikhlas adalah kuncinya. Mungkin ini adalah sekelumit dari cerita saya, bagaimana cerita kamu?

Post a Comment