Mengisi Rumah Idaman

Picture : Dokumen pribadi/ Anita Komala Sari


Rumah itu adalah rumah idaman kita. Baru beberapa minggu lalu kami dengan pihak pengembang lakukan serah terima. Setelah sebelumnya satu tahun lalu semua kepusingan itu terjadi, dimana tiba-tiba pihak perumahan menginfokan kalau pengajuan proses KPR kami telah di setujui dan kami harus melunasi semua biaya proses KPR itu dalam hitungan hari. Semua sudah terlewati, dan sekarang kami bisa masuk rumah dengan hati penuh rasa syukur. 

Saya sendiri masih gak nyangka kita bisa punya rumah ini, its like a dream. Punya rumah di kawasan konsep muslim yang bagus dan asri lingkungannya. Padahal awal kami deal untuk membelinya di ruko marketingnya itu, kawasannya yang akan menjadi perumahan itu masih dalam bentuk tanah yang sedang diratakan. Dan kita gak pernah tahu bentuknya nanti akan seperti apa. Tapi setelah beberapa bulan berselang, semua telah dibangun dengan baik dan terlihat bagus.

PR (pekerjaan rumah) selanjutnya untuk kami adalah mengisi rumah, ya rumah baru dengan barang-barang baru. Mulai dari sofa, devider room, meja makan, meja tv, meja rias, kasur tidur, ac, kulkas, msin cuci, kompor dan semua barang-barnag yang wajib dibeli sama seperti rumah pada umumnya.

Perburuan kami telah dilakukan jauh sebelum rumah itu jadi dan siap serah terima kunci. Hal pertama yang kami beli adalah meja makan, meja makan kami beli dari toko peralatan rumah tangga yang berkonsep scandinavian di daerah depok, setelah itu devider room yang bentuknya unik tapi simple hanya sebagai pembelah ruangan antara ruang tamu dan ruang keluarga.

Untuk barang-barang elektronik kami sepakat ambil dari toko elektronik hartono yang memiliki cabang di pondok indah. Selain ac lho ya, Kenapa ambil dari sana, karena setelah di bandingkan dan di sepakati toko yang berpusat di surabaya ini punya selisih harga yang lumayan dari tempat-tempat lainnya. Ya kurang lebih 500-1 juta per unit. Tentunya kita sudah bandingkan dengan detail spesifikasi barang dan tipe barang yang akan di beli. Semua selisih dan yap sudah gak ragu lagi beli di sana, untuk ongkos kirim mereka akan minta per unit biaya Rp150ribu jika pembelian barang lebih dari satu, maka akan dikenakan tambahan Rp 50ribu untuk barang ke dua, tiga, dan seterusnya.

Meskipun harus membayar ongkir, harga yang dijual tetap selisih dengan harga-harga di toko sebelah hehee.. kulkas, mesin cuci, tv, dan barang elektronik lainnya. Oh ya kenapa ac enggak masuk dalam hiitungan ya? karena ac, merupakan barang elektronik yang membutuhkan beberapa detail setelah di kirim, tenaga seperti pemasanganya, kabelnya, dan beberapa perintilan lainnya, jadi saran saya kalau beli di hartono untuk ac mungkin akan sama bahkan akan lebih mahal dibanding toko sebelah.

Dikarenakan kerumitan itu dan lagi-lagi mensiasati untuk meminimalisir pengeluaran. Kami lebih memutuskan membeli di toko sebelah yang pembeliannya tidak memerlukan ongkos lagi untuk pengiriman, pemasangan dan alat-alat penunjang lainnya.

Lagi dan lagi suami yang hoby belanja online pun langsung berselancar di dunia maya mencari toko online yang bagus dan mulai mencarinnya dari ecommerce satu ke ecommerce lainnya. Akhirnya kamipun menemukan barang kualitas bagus dengan harga ekonomis di tokopedia. Yipii.. satu sudah selesai di proses, tinggal tunggu pengiriman.

Perlu dipahami, mengisi rumah selain menguras tenaga juga yang jelas pasti banget menguras kantong, Mengisi dengan barang-barang baru seperti pada saat mengurusi DP rumah di awal beli. Ada saja yang harus di koreksi, di beli dan di atur peletakannya.

Seperti kanopi yang sebelum punya saya sendiri mana  tahu ya kalau harganya itu bikin telen ludah. oh oke kalau mau yang biasa saja, tapi ketahanannya tidak bagus dan akan terlihat ringkih juga kurang kokoh. lalu kabel colokan listrik yang kurang di dinding ruang keluarga dikarenakan kami mengubah tempat tv yang saat ini tidak sesuai dengan denah rumah yang seharusnya. Lalu tanah belakang rumah yang sepertinya tidak bisa diamkan begitu saja, karena akan mengotori dinding rumah, jadi harus ditanami rumput  gajah. Dan semuanya diperlukan penanganan detail agar lebih tertata.

Isi rumah itu sendiri kadang di butuhkan imaginasi yang handal, ya kita harus tahu berapa meter yang butuhkan untuk meletakan suatu benda disudut sini dan situ. Apalagi rumah kami minimalis cantik gitu jadi kami juga dipaksa pintar untuk mengatur sedemikian banyak barang agar jadi enak dipandang dan bukan sebagai setumpuk barang gak guna di pojokan dan merusak pemandangan dan arah jalan pengguna. 

Saat ini dibantu mertua saya beberapa waktu datang berkujung ke rumah, telah dibantu design baru untuk bagian belakang yang rencananya akan menjadi dapur, taman, dan tangga ke atas. Rencana itu seperti sudah matang dalam design dan bayangan, jika melihat sebegitu inginnya kami untuk membuat istana ini lebih luas lagi. 

Tak ada yang lebih bahagia dari sesuatu yang baru kami miliki saat ini,semua pengharapan dan kerja keras terwujud dalam rumah mungil yang asri.

Alhamdulilah sirkulasi angin pun tidak susah kita dapatkan, dan juga ventilasi yang setiap saat menjadi penerang setiap kamar kami jadi tidak perlu memboroskan lampu juga kipas di siang hari. Karena semua sudah tercukupi masuk ke rumah. Karena angin, dan cahaya benar-benar sangat penting sebagai pencahayaan dalam rumah dan tempat bergantinya sirkulasi udara dari satu ruangan ke ruangan lainnya tanpa ketergantungan dengan listrik.

Untuk info aja, sebaiknya  akan lebih tepat jika sebelum membeli berbagai macam barang untuk rumah baru atau kamar, kita harus tahu detail-detail ukurannya agar tidak salah ukuran dan bikin barang mubazir gak terpakai. Catat semua ukuran panjang lebarnya, luas yg diperlukan agar semua barang yang dibeli itu berguna. Jika ada budget tertentu kamu bisa aja menyewa jasa interior design untuk mendesign ruangan yang kamu inginkan agar lebih nyaman dengan barang yang sesuai. Jadi tidak kebesaran dan tidak pula kekecilan.

Rumah adalah tempat kita kembali saat sehaian suntuk bekerja diluar, rumah adalah tempat kita melukis memori indah, canda, tawa, suka, duka dalam keharmonisan sebuah rumah. Dan tentunya hal ini juga mesti dibarengi oleh pemilik rumah yang bersangkutan. Menjadi surga atau neraka suatu rumah tergantung kepada pemiliknya bukan?

Seperti logo di depan gerbang masuk perumahan, "Rumahku Surgaku", kamipun punya kewajiban menjadikan tempat tinggal ini menjadi istana sekaligus surga bagi penghuninya. Logo yang adem di telinga yang membantu memotifasi kami sebagai keluarga muda untuk bisa terus membuat rumah ini pengikat keharmonisan keluarga kami.
Bagaimana dengan cerita kamu ?


Baca Juga :

Post a Comment